Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Resesi, Sektor Logistik Laut Nasional Bisa Lumpuh?

INSA menilai resesi ekonomi Singapura bisa membawa pengaruh terhadap sektor logistik nasional.
Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto saat ditemui di Menara Kadin, Selasa (18/2/2020)./BISNIS-Rinaldi M. Azka
Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto saat ditemui di Menara Kadin, Selasa (18/2/2020)./BISNIS-Rinaldi M. Azka

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor pelayaran dan pelabuhan Indonesia, khususnya sektor logistik, diprediksi bakal terdampak resesi ekonomi Singapura sekitar 41,2 persen. Terlebih, kontribusi volume kargo khususnya berbasis nilai tambah tinggi dalam kemasan kontainer cukup dominan yaitu secara akumulatif mencapai 25 persen.

Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan merosotnya ekonomi Singapura juga akan berdampak pada industri pelayaran Indonesia, tetapi pihaknya belum dapat memastikan besarannya.

"Seberapa besar dampaknya, ini yang belum bisa dipastikan. Yang pasti, kondisi ini akan berdampak aktivitas impor bahan baku industri yang melalui Singapura, bahkan yang dari negara produsen langsung pun sudah lebih dulu terdampak," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (15/7/2020).

Menurutnya, sektor pelayaran Indonesia masih dapat bertahan, karena secara pasar lebih banyak bertumpu pada pasar logistik di domestik, yang mana pertumbuhannya akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

Di sisi lain, Pakar kemaritiman Institut Teknologi Surabaya (ITS) Raja Oloan Saut Gurning mengatakan bagi Indonesia, penurunan luaran ekonomi Singapura diperkirakan memberikan pengaruh yang cukup penting bagi Indonesia. Termasuk sektor pelayaran dan pelabuhan termasuk logistik maritim Indonesia.

"Pasalnya, secara rata-rata secara agregat, kontribusi volume kargo dan trafik kapal khususnya berbasis nilai tambah tinggi dalam kemasan kontainer cukup dominan yaitu secara akumulatif sekitar 25 persen baik aliran datang [inbound] ke Indonesia dan ke Singapura dari Indonesia [outbound]," terangnya kepada Bisnis.com.

Dalam dua tahun belakangan ini (2018-2019) dari sekitar 11-12 Juta TEUs kontainer internasional Indonesia diperkirakan 3-4 juta TEUs ditangani di Singapura baik dalam bentuk kargo umpan (feedering) akibat layanan transhipment di sana, maupun kargo yang diturunkan di dan dari Singapura karena ada proses manufaktur lanjut yang memberi nilai tambah luaran barang.

"Resesi Singapura yang cukup besar ini diperkirakan akan mengurangi porsi trafik dan volume kargo pengumpan [feedering] dan kargo tujuan langsung [direct-call] dari perdagangan internasional lewat laut Indonesia," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper