Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor lobster hidup Selandia Baru melonjak seiring dengan pulihnya perekonomian China, yang menjadi pasar ekspor terbesar negara.
Dilansir dari Bloomberg, data dari Auckland International Airport mencatat jumlah ekspor lobster hidup ke China mencapai 300 ton pada Mei, melonjak 53 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Lonjakan ini bak angin segar bagi eksportir komoditas laut di Selandia Baru. Pada bulan Februari lalu, mereka terpaksa melepaskan ribuan lobster kembali ke laut setelah China menutup restoran dan membatalkan pesanan sebagai tanggapan terhadap wabah virus corona.
Data menunjukkan mengatakan pengiriman lobster anjlok 84 persen pada Februari karena China menerapkan lockdown dan masih tertekan pada bulan Maret dan April.
"Hingga 90 persen dari ekspor lobster Selandia Baru dikirim ke pasar luar negeri dengan kargo udara," kata General Manager Aeronautical Commercial di Bandara Auckland, Scott Tasker, Rabu (8/7/2020), seperti dikutip Bloomberg.
"Sebagian besar ekspor sekarang menuju ke China, sebagai pasar yang mementingkan bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi khususnya di kalangan restoran kelas atas,” lanjutnya.
Baca Juga
Selandia Baru berharap bahwa permintaan ekspor dari China dapat membantu perekonomian pulih dari resesi. Hal ini dikarenakan Selandia Baru masih menutup perbatasannya, sehingga industri pariwisata yang pernah menjadi penghasil devisa terbesar terganggu.
China merupakan pasar ekspor terbesar Selandia Baru, dengan porsi ekspor mencapai 28 persen pada tahun ini hingga bulan Mei.
Tasker mengatakan lonjakan ekspor lobster ini didorong oleh penambahan lebih banyak kapasitas kargo ke China dan pembukaan kembali industri perhotelan nasional untuk liburan Hari Buruh 1 Mei.