Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kampanye Protokol CHS di Destinasi Wisata Perlu Strategi Khusus

Survei yang dilakukan MarkPlus, Inc. menemukan bahwa 37,5 persen responden yang berusia di bawah 24 tahun belum pernah mendengar program dan penerapan clean, health, dan safety (CHS) di destinasi pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mencoba tempat cuci tangan yang disediakan di kawasan Pantai Parangtritis, Sabtu (13/6/2020). /JIBI-Ujang Hasanudin
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mencoba tempat cuci tangan yang disediakan di kawasan Pantai Parangtritis, Sabtu (13/6/2020). /JIBI-Ujang Hasanudin

Bisnis.com, JAKARTA Tingkat pemahaman wisatawan terkait aturan clean, health, dan safety (CHS) di destinasi pariwisata masih minim.

Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan MarkPlus, Inc. yang diungkapkan dalam webinar MarkPlus Government Roundtable episode ketujuh, Senin (6/7/2020). Survei ini melibatkan 80 responden dan dilakukan selama satu pekan terakhir.

Berdasarkan survei itu, 37,5 persen responden mengaku pernah mendengar, tetapi masih belum paham dengan penerapan program CHS, sedangkan 31,3 persen lainnya sering mendengar dan cukup paham yang didominasi oleh responden berusia di atas 35 tahun.

Sebaliknya, 37,5 persen responden yang berusia di bawah 24 tahun belum pernah mendengar program dan penerapan CHS.

Executive Director MarkPlus Toursim Mochamad Nalendra Pradono mengatakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program CHS ketika mengunjungi destinasi masih butuh usaha ekstra, terutama kepada generasi alpha atau yang berusia di bawah 24 tahun.  

“Kelompok umur ini adalah umur yang paling aktif untuk berpergian serta berpotensi menjadi orang tanpa gejala [OTG] yang berpotensi menyebarkan virus Covid-19,” ujarnya, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (7/7/2020).

Penerapan protokol CHS di suatu destinasi wisata juga dinilai oleh 46,3 persen responden mempengaruhi minat kunjungan. Tak hanya itu, 90 persen responden juga merasa tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai CHS di sebuah destinasi.

Tentu saja, ungkapnya, temuan-temuan tersebut menjadi catatan penting bagi pengelola destinasi dan pemerintah daerah agar mengemas informasi protokol tersebut semenarik mungkin.

Terkait dengan informasi mengenai CHS di destinasi pariwisata, sekitar 43,8 persen responden mengaku mendapatkannya dari televisi. Untuk kelompok responden usia di bawah 24 tahun, kebanyakan mendapatkan informasi melalui Instagram.

Menurutnya, perlu pendekatan berbeda bagi pengelola destinasi dalam menyebarkan informasi sesuai dengan target dan preferensi media, khususnya bagi generasi alpha. Bahkan, 50 persen responden dari generasi tersebut menilai kampanye CHS kurang menarik.

“Kelompok usia di bawah 24 tahun ini yang perlu diperhatikan dan diedukasi terkait pemahaman CHS sehingga model kampanye harus disesuaikan dengan generasi tersebut,” lanjutnya.

Adapun, survei ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman wisatawan terkait aturan CHS dan pengaruhnya terhadap minat kunjungan, jenis media yang digunakan oleh pengelola untuk menyebarkan informasi CHS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper