Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengguna KRL Melonjak, Kemenhub Tak Bisa Tambah Kapasitas

Kemenhub mengaku tidak bisa menaikkan kapasitas maksimal penumpang kereta rel listrik (KRL) kendati animo masyarakat pengguna cukup tinggi
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) melintas di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) melintas di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku tidak bisa menaikkan kapasitas maksimal penumpang kereta rel listrik (KRL) kendati animo masyarakat pengguna cukup tinggi.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan jumlah total penumpang yang menggunakan KRL setiap hari mencapai satu juta orang lebih dalam kondisi normal. Penambahan kapasitas dinilai akan berisiko terhadap keselamatan.

“Kapasitas kita tidak berani meningkatkan. Banyak yang minta tapi sudah diskusi dengan KAI dan pakar risiko, angkutan KRL cukup tinggi karena banyaknya penumpang, strategi yang bisa dilakukan adalah mengatur antrean,” kata Zulfikri dalam diskusi virtual, Jumat (12/6/2020).

Dia menambahkan saat permintaan jauh melebih kapasitas tidak hanya ketersediaan yang ditangani. KRL sudah tidak bisa ditambah kapasitas lagi dari sisi keselamatan.

Pihaknya menilai salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memperpanjang jam operasional. Selain itu, mengatur di stasiun-stasiun yang terbilang padat, seperti Stasiun Bogor.

Zulfikri akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait, baik dari sisi operasi maupun melakukan rekayasa penambahan kereta dengan menambah waktu operasi dari sore sampai malam. Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jumlah kereta yang dioperasikan sudah ditambah dari 740 kereta menjadi hampir 940 kereta per hari.

Di sisi lain, lanjutnya, peralihan dari moda kereta ke bus juga dibantu oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) agar antrean bisa diminimalisasi.

Sementara itu, VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba dalam keterangannya mengatakan antrean yang terjadi terjadi karena banyak masyarakat yang sudah kembali bekerja, namun tampak tidak ada pengaturan dan pembedaan jam kerja dibandingkan dengan masa sebelum Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper