Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menilai penumpukan kargo di beberapa bandara utama Indonesia disebabkan adanya larangan penerbangan pada masa pandemi Covid-19.
Ketua Umum ALI Zaldi Ilham Masita mengatakan barang-barang itu kebanyakan mandek di gudang Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Juanda Surabaya, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Lambannya pengiriman barang melalui angkutan udara ini pun berdampak terhadap kinerja logistik.
"Pengusaha angkutan barang atau kargo turut terkena dampak adanya penutupan penerbangan penumpang karena sebagian besar masih mengandalkan bagasi reguler," ujar Zaldi, Selasa (28/4/2020).
Dia menuturkan kinerja logistik menjadi sangat terganggu karena penerbangan kargo sangat sedikit dan jadwalnya tidak pasti. Akibatnya, terjadi penumpukan ratusan ton kargo di bandara transit.
Zaldy menilai sejak penerbangan penumpang disetop, kinerja angkutan logistik via udara turun hingga 80 persen. Padahal, di masa pandemi virus corona ini, permintaan masyarakat untuk mengirimkan barang tujuan luar kota justru meningkat tajam.
Pihaknya menyayangkan apabila kapasitas angkutan kargo udara justru menurun di saat seperti ini. Pemerintah diharap segera turun tangan untuk memastikan kinerja pengiriman kargo tak terhambat kebijakan penutupan operasional penerbangan.
Baca Juga
"Angkutan udara sangat penting, apalagi membawa alat-alat kesehatan ke berbagai daerah dan pengiriman bahan makanan dari daerah ke kota-kota besar," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan bahwa maskapainya saat ini tetap mengoperasikan pesawat reguler untuk membawa kargo kendati operasional angkutan penumpang disetop. Ia menyebut, manajemen siap mengantarkan kargo ke mana pun asosiasi logistik membutuhkan.