Bisnis.com, JAKARTA - Industri maskapai global saat ini hanya beroperasi dengan kurang dari setengah kapasitas yang dimiliki sebelumnya, pada pertengahan Januari.
Bahkan, OAG Aviation Worldwide mencatat maskapai global kembali memangkas 20 juta kursi pada pekan lalu.
Menurut laporan OAG, ini merupakan persentase penurunan mingguan terbesar yang pernah dicatat. Hal ini dipicu oleh kebijakan maskapai AS dan India yang mempercepat pemangkasan kapasitas dengan besaran masing-masing 4,4 juta kursi dan 3,5 juta kursi.
Pengurangan kapasitas kedua negara tersebut setara dengan pengurangan kapasitas sebesar 21 persen dan 70 persen.
Operator penerbangan di seluruh dunia melakukan grounding terhadap pesawat mereka akibat merosotnya permintaan karena virus Corona yang telah menginfeksi lebih dari 785.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan 37.600 orang.
"Butuh industri penerbangan sekitar delapan minggu untuk kapasitas global turun dari 106 juta menjadi 90 juta," tulis Analis Senior OAG John Grant.
Baca Juga
Dia memperkirakan jumlah kursi akan turun menjadi 49 juta dalam dua minggu ke depan. Bahkan, jumlah kursi penerbangan global bisa turun mendekati 40 juta karena pemangkasan yang lebih dalam datang di pasar-pasar besar.
Namun, Grant melihat level itu bisa menandai titik balik di mana tanda-tanda pemulihan mungkin muncul. Menurut IATA, maskapai global berpotensi kehilangan pendapatan hingga US$252 miliar tahun ini.