Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mengail peluang ekspor produk furnitur ke Jerman dengan mengikuti pameran internasional Internasional Spoga+Gafa 2019 yang berlangsung pada tanggal 1-3 September 2019 di Kölnmesse, kota Cologne.
Konjen Indonesia untuk Frankfurt Toferry P. Soetikno mengatakan pada kesempatan tersebut, Konjen RI Frankfurt mengunjungi pameran untuk memberikan dukungan kepada 18 perusahaan Indonesia yang berpartisipasi.
”Pameran tahunan Spoga+Gafa merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mempromosikan produk furniture Indonesia, tidak hanya untuk pasar Jerman, tetapi juga pasar dunia dari berbagai negara, baik dari daratan Eropa maupun Amerika bahkan Timur Tengah. Produk furnitur Indonesia berpotensi untuk menjadi market leader di dunia,“ ujarnya dalam siaran pers, Kamis (5/9/2019).
Menurutnya, produk-produk mebel yang ditawarkan oleh peserta Indonesia mempunyai desain dan kualitas yang bagus yang dapat memenuhi selera masyarakat Eropa dan internasional.
Selain dari Jerman, para pengunjung yang menghadiri pameran dan membeli produk Indonesia berasal dari Inggris, Spanyol, Italia, Norwegia, Swedia, hingga Amerika Latin.
Beberapa pengusaha furniture Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran tersebut menyebutkan bahwa pesaing berat Indonesia dalam bidang furnitur adalah pengusaha-pengusaha dari Vietnam. Strategi yang mereka gunakan adalah harga yang lebih rendah.
Baca Juga
Namun, para pengusaha Indonesia tetap optimis bahwa pasar Eropa terutama Jerman tetap berorientasi pada kualitas daripada harga.
“Kami yakin bahwa para buyer lebih banyak yang mengutamakan kualitas produk yang benar-benar bagus untuk membangun kepercayaan jangka panjang,“ ujar salah satu pengusaha peserta pameran bernama Khoe Sugijanto dari PT. Antex Jaya Exim.
Belum lama ini, Indonesia juga mengantongi peluang ekspor furnitur ke Amerika Serikat snilai US$500.000 melalui perglearan Pameran Las Vegas Market 2019.
Partisipasi Indonesia dalam ajang tersebut digagas oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago dan Los Angeles dan 3 eksportir Indonesia, yaitu PT. Evoline Furniture Industry (www.goldenfurniture.co.id), Kasih Coop (www.kasihcoop.com), dan Black Brew Bridge (www.blackbrewbridge.com).
Mereka memamerkan produk-produknya di Paviliun Indonesia yang terletak di booth C13-0703 dan P1- 2060 dengan tema Indonesian Furniture; Sustainability, Craftsmanship, Quality.
Kepala ITPC Chicago Billy Anugrah mengatakan pasar AS merupakan pasar yang sangat prospektif untuk produk furnitur.
“Selama 5 hari pameran, Paviliun Indonesia mendapatkan respons yang sangat positif. Kami menerima inquiry dari 50 buyer potensial yang merupakan pelaku grosir dan peritel dengan potensi transaksi US$500.000," paparnya.
Pameran Las Vegas Market menampilkan lebih dari 4.000 produk furnitur, produk dekorasi rumah, kerajinan tangan, dan industri sejenis lainnya.
Tahun ini, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 8% atau meningkat dari US$162,8 miliar pada 2018 menjadi US$175,8 miliar pada 2019. Untuk itu, pemerintah terus berupaya mendorong ekspor enam sektor utama yaitu furnitur dan produk kayu, makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, produk otomotif, produk elektronik, serta produk kimia dengan tetap mempromosikan seluruh industri di Indonesia.