Bisnis.com, JAKARTA — Seorang pengamat transportasi mengusulkan supaya tarif jalan tol Cikampek—Purwakarta—Padalarang atau Cipularang dinaikkan untuk menghindari insiden kecelakaan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, tetapi Badan Pengatur Jalan Tol menolak usulan tersebut.
Pengamat transportasi Deddy Herlambang menyarankan agar tarif tol dibuat mahal bagi semua jenis kendaraan untuk mengurangi volume kendaraan.
"Sekarang kan tarif tol itu Rp61.000, misalnya, ada kenaikan 100% jadi Rp120.000 lah, mungkin orang yang biasanya naik mobil ke Jakarta—Bandung sendirian akan berpikir dua kali, mending saya pakai travel, bus, atau kereta api," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (3/9/2019).
Dia mengaku heran pada saat musim Lebaran lalu ketika dilakukan kompensasi tarif. Seharusnya, menurut Deddy, tarif saat arus mudik dinaikkan agar tidak terjadi penumpukan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan tidak ada hubungan antara penaikan tarif tol dan penekanan angka kecelakaan.
"Hubungannya apa ya, tarif dinaikkan dan penekanan angka kecelakaan? Sistem menjaga tingkat rata-rata rasio antara volume dan kapasitas jalan pada level 0,7 atau 70%. Kalau melebihi angka tersebut, maka akan dilakukan peningkatan kapasitas jalan tol tersebut, tarif tol memberi keseimbangan antara daya beli pengguna dan pengembalian investasi," ujarnya.
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa pihaknya menginginkan fokus pada dua hal yakni menjaga supaya kendaraan kelebihan berat yang sering menjadi pemicu tabrak belakang dan kondisi kendaraan tidak stabil untuk tidak masuk ruas jalan tol, serta mengimplementasikan jalan yang berkeselamatan sehingga apabila terjadi kecelakaan, bisa menekan fatalitas dan mengurangi keparahan korban.