Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo mengatakan 80% produk yang dijual di ritel modern didominasi oleh produk UMKM pangan.
Ketua Aprindo Roy Mandey mengatakan, hal ini dikarenakan pola konsumsi masyarakat yang cenderung menyukai makanan daerah.
“Selama ini sudah ada sekitar 80% produk UMKM pangan yang dijual di ritel modern karena di daerah, khususnya, konsumen lebih suka makanan khasnya ketimbang makanan bermerek dari luar yang diproduksi di Indonesia,” kata Roy Mandey, Rabu (28/8/2019).
Roy mengatakan, selama ini pihaknya sudah memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha UMKM pangan agar bisa menjual produknya di ritel modern. Menurutnya, tidak ada syarat khusus atau biaya administasi yang dibebankan bagi para pelaku UMKM ini.
“Syaratnya mudah, tinggal menghubungi toko setempat saja. Kalaupun ada potongan dari harga produk yang dijual itu relatif, tergantung produknya dan kuantitasnya.”
Sebelumnya, para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendesak agar Kementerian Perdagangan menerbitkan regulasi yang mewajibkan pemasokan produk UMKM ke ritel modern sebanyak 40%—60% dari total barang dalam gerai.
Baca Juga
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun berpendapat agar produk lokal bisa menguasai pasar Indonesia, perlu ada perluasan porsi untuk UMKM.
“Ritel modern berikan komposisi produk-produk UMKM di outletnya menurut kami masih perlu ditingkatkan, karena baru sekitar 20%—30%, kami mengusulkan agar dibuatkan kebijakan komposisi penjualan produk UMKM pada retail modern sampai kepada 40%—60% agar ini dapat mendorong UMKM Indonesia terus maju dalam meraih pasar dirumahnya sendiri,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (20/8/2019).
Ikhsan mengakui selama ini tidak semua UMKM mampu memenuhi porsi pemasokan dalam gerai ritel modern. “Ada outlet yang terpenuhi dengan produk UMKM, ada yang tidak.”
Namun, dia meyakini para pengusaha UMKM mampu memenuhi permintaan jika porsi diperbanyak menjadi 40%—60%.