Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan penurunan harga-harga di Indonesia bagian timur sekitar 20% dengan adanya program jembatan udara logistik yang dilaksanakan pada tahun ini.
Budi menuturkan untuk barang-barang tertentu seperti semen bahkan bisa mengalami penurunan di atas 20% dengan adanya program tersebut.
“Ada beberapa yang spesifik, yang barang-barang kecil itu bisa sampai 20 persen. Kalau barang-barang seperti semen itu mengangkut dan memerlukan sak tertentu, yang harganya cukup signifikan, berubahnya,” tuturnya di Jakarta pada Selasa (10/10/2017).
Menhub menjelaskan program jembatan udara diterapkan mengingat adanya disparitas harga antara Indonesia bagian barat dan timur. Hal itu dapat terlihat sangat signifikan di daerah-daerah yang terletak di pegunungan atau perbukitan, yang hanya bisa dijangkau oleh pesawat.
Sebagai proyek percontohan, lanjutnya, jembatan udara tersebut akan diterapkan di Papua dari Timika, Wamena, dan Dekai ke daerah-daerah kecil lain seperti Ilaga.
Dia berharap setidaknya harga-harga sembilan bahan pokok bisa dikendalikan agar lebih murah dan pasti dengan adanya jembatan udara.
“Kalau sekarang ini, masalahnya di ketinggian itu, bukan saja harganya mahal, tapi ketidakpastian harga menjadi bagian dari keseharian mereka,” kata Budi Karya.
Menhub juga berharap program tersebut dapat menggerakkan ekonomi daerah sehingga angkutan balik jembatan udara bisa ada.
Saat ini, lanjut Budi Karya, belum ada barang-barang yang dapat diangkut balik dari Papua menuju Barat oleh pesawat-pesawat yang akan menjalankan program jembatan udara. “Ini satu PR [Pekerjaan Rumah] tertentu bagi kita untuk membuat jembatan udara lebih baik.”
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan pihaknya sedang melakukan lelang untuk menentukan operator yang akan menjalankan jembatan udara ke wilayah-wilayah terebut. Namun, dia belum bersedia memerinci maskapai peserta lelang dimaksud.