Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perhubungan menganggarkan subsidi jembatan udara untuk angkutan kargo di Papua sebesar Rp26,58 miliar tahun ini.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S. Ervan mengungkapkan pihaknya sedang melakukan kajian agar program jembatan udara benar-benar dapat dimanfaatkan dan barang yang diangkut tersedia.
"Dari kajian ini ditetapkan 11 rute jembatan udara dengan dana [subsidi] Rp22,28 miliar dan ditambah dengan RP4,3 miliar untuk anggaran subsidi avturnya," paparnya saat ditemui di Kemenhub, Selasa (17/01).
Bambang menambahkan anggaran senilai Rp22,28 miliar hanya merupakan subsidi untuk biaya angkut. Sementara itu, anggaran tambahan Rp4,3 miliar akan diberikan kepada operator sebagai subsidi bahan bakar pesawat.
Subsisi bahan bakar ini, lanjutnya, dibayarkan untuk biaya angkut avtur sehingga operator pesawat jembatan udara membeli avtur dengan harga yang sama antara harga jual di pengunungan dan pesisir.
Saat ini, 11 rute jembatan udara masih dimatangkan oleh Kemenhub melalui pengkajian dia Balitbang Perhubungan.
Untuk program ini, dia menuturkan
Kemenhub akan memberikan peluang lelang operator bagi maskapai BUMN dan swasta.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Suprasetyo menuturkan pihaknya akan melakukan lelang operator untuk program jembatan udara ini pada kuartal pertama tahun ini.
Namun, dia menuturkan pihaknya belum menentukan jenis barang apa saja yang akan disubsidi oleh program ini karena tidak semua barang dapat diangkut ke puncak-puncak dan wilayah pengunungan Papua.
Selain itu, dia menambahkan harga satuan untuk angkutan udara yang masuk kategori perintis ini belum ditentukan.
"Kita sedang konfirmasi itu," tuturnya di DPR, Senin (16/11).
Semen Satu Harga
Sayangnya, jembatan udara ini belum dapat membantu permintaan Presiden RI dalam menurunkan harga semen di pedalaman Papua.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya hanya akan mengutamakan bahan pokok sebagai isi muatan jembatan udara untuk tahap awal.
"Semen belum. Kalau sembilan bahan pokok ini menjadi basic needs saudara-saudara kita di Papua," ujarnya Menhub.
Setelah jembatan udara berjalan dengan membawa sembilan bahan pokok, dia berjanji pihaknya akan memikirkan peluang untuk mengangkut semen.
Setelah berhasil mengimplementasikan BBM satu harga hingga pelosok Papua, Kepala Negara kini menginginkan harga semen setara antara Jawa dan wilayah timur Indonesia.
Dia mengatakan rata-rata harga semen di Pulau Jawa hanya Rp70.000/sak, namun didaerah puncak Papua, salah satunya di Wamena, harga semen dapat melambung menjadi Rp800.000/sak- Rp2,5 juta/sak.
"Kita masih punya pekerjaan rumah untuk harga semen agar harganya sama dengan pulau Jawa. Soalnya pada 2016 tol laut belum rampung. Pada 2017, kita harapkan rutenya seramai dengan yang kita inginkan," katanya awal Januari.
Presiden sangat berharap harga semen di pelosok Papua dapat turun seiring dengan berjalannya rute tol laut yang efektif tahun ini.
Namun, seperti diketahui capaian efektivitas tol laut masih sulit menjangkau wilayah pengunungan di Papua, seperti Ilaga, Beoga dan kabupaten lainnya.