Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SNI Wajib Mie Instan Belum Tuntas, Kemenperin Diingatkan Dampingi IKM

Produsen mie instan diharapkan mempersiapkan diri dalam memastikan peningkatan standar produk menghadapi pemberlakuan SNI secara wajib mie instan.
Produk mie instan/Ilustrasi-Bisnis
Produk mie instan/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mie instan diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam memastikan peningkatan standar produk menghadapi pemberlakuan SNI secara wajib mie instan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan pembahasan SNI wajib mie instan terhenti pada ketersediaan bahan baku terkait kadar protein produk. Menurutnya, saat ini juga diupayakan produk mie instan dihadirkan dari tepung terigu.

“Masalahnya kan kadar proteinnya lebih rendah kalau tidak pakai gandum. Sementara itu, yang berprotein tinggi juga tidak tersedia bahan bakunya di Indonesia,” katanya, Senin (6/4/2015) malam.

Dengan memberikan SNI wajib untuk jajaran produk mamin, Adhi mengatakan daya saing produk nasional akan meningkat. Namun, dia mengingatkan pemerintah untuk mendampingi industri kecil menengah yang juga memproduksi mie instan.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian mengupayakan penerbitan 163 standardisasi produk guna mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan penerbitkan sejumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tidak semata-mata untuk meningkatkan kualitas produk tetapi juga mendongkrak daya saing industri nasional.

“Kami jaga daya saing produk nasional, harapannya produk asing tidak seenaknya masuk. Tidak semua diwajibkan, satu persatu dahulu,” tuturnya.

Kemenperin melakukan percepatan pembuatan standardisasi dengan empat langkah strategis a.l penyusunan 100 rancangan SNI sesuai kebijakan industri, pemberlakuan SNI secara wajib direncanakan untuk 63 produk.

Selain itu, proses penunjukkan LPK terhadap 26 LSPro dan 38 laboratorium pengujii dalam mendukung pemberlakuan 26 SNI secara wajib, serta peningkatan kemampuan SDM penilaian kesesuaian dan pengawas untuk 200 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper