Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Euro Bond Harus Tetap Diterbitkan Tahun Ini. Ini Alasannya

Pemerintah sebaiknya tetap menerbitkan euro bond tahun ini sebagai upaya diversifikasi instrumen di pasar utang selain untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi di Benua Biru.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah sebaiknya tetap menerbitkan euro bond tahun ini sebagai upaya diversifikasi instrumen di pasar utang selain untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi di Benua Biru. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti mengatakan penerbitan bisa berguna sebagai lindung nilai alamiah (natural hedge), dalam arti menutup utang pemerintah dalam euro.

Selain itu, pemulihan ekonomi Eropa pada masa mendatang akan diikuti oleh penguatan euro terhadap rupiah. Saat itu, pemerintah akan siap dengan cadangan euro yang cukup jika euro bond diterbitkan.

“Pemerintah kan punya utang bermacam-macam. Ada dolar AS, ada euro. Dengan menerbitkan euro bond, mereka dapat likuiditas euro yang bisa dipakai untuk kover kewajiban pemerintah saat ini,” katanya, Kamis (6/3/2014).

Kedua, diversifikasi instrumen di pasar obligasi sehingga utang Indonesia tidak menumpuk dalam dolar AS. “Harus ada sharing risk di sini,” katanya.

Ketiga, pebisnis Tanah Air tidak cuma butuh dolar, tetapi juga euro, mengingat mereka juga punya pasar di Benua Biru. Eropa merupakan salah satu pasar utama dengan porsi hampir 17% dari total nilai ekspor Indonesia.

“Jadi, saya rasa test the market tidak masalah. Pasti akan sulit karena ini pertama kali sehingga ada masalah likuiditas. Tapi, pemerintah harus buka market di sana,” tutur Destry.

Sementara itu, Uni Eropa mulai menunjukkan pemulihan, paling tidak terlihat dari produk domestik bruto (PDB) kawasan kuartal IV/2013 yang tumbuh 0,3%, melampaui estimasi ekonom.

Sentimen ekonomi pun meningkat ke level tertinggi selama lebih dari 2,5 tahun pada Februari 2014. Belum lagi, sektor jasa dan manufaktur juga menguat, menembus rekor tertinggi sejak Juni 2011.

Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi kawasan Euro masih sarat masalah karena peningkatan itu lebih banyak ditopang oleh penguatan ekonomi Jerman, Prancis, Belanda, dan Italia. Artinya, kesenjangan pertumbuhan ekonomi dalam kawasan melebar.

Adapun data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu menyebutkan porsi utang pemerintah pusat dalam denominasi euro hanya 3% dari total utang per 31 Januari 2014. Porsi terbesar masih dalam rupiah 53%, diikuti dolar AS 30%, yen 12%, dan sisanya mata uang lain.

Posisi utang pemerintah pusat per 31 Januari 2014 mencapai Rp2.465 triliun, yang 29% merupakan pinjaman dan 71% surat berharga negara (SBN).

Pemerintah tahun ini berharap mampu meraup US$6,5 miliar setara hampir Rp70 triliun dari penerbitan obligasi valas berdenominasi dolar AS, yen maupun euro. Angka itu sama dengan 19,5% dari total emisi SBN bruto Rp357,96 triliun dalam APBN 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper