Bisnis.com, JAKARTA -Total E&P Indonesie tetap akan dilibatkan dalam pengembangan Blok Mahakam di Kalimantan Timur agar pemerintah tetap mampu menjaga kapasitas produksi minyak dan gas buminya.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan pengembangan Blok Mahakam tidak hanya memerlukan teknologi dan modal, tetapi juga memerlukan pengalaman dan keberanian untuk mengambil risiko. Hal itu yang membuat perusahaan asal Perancis itu tetap dilibatkan dalam pengelolaan blok migas itu.
“Keberpihakan terhadap nasional itu pasti, tetapi yang paling penting itu produksi migas dari blok yang sudah berakhir tetap terjaga. Jadi bukan masalah yang menjadi operatornya nanti siapa,” katanya di Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Susilo mengungkapkan Kementerian ESDM sama sekali tidak memiliki kepentingan terkait pengembangan Blok Mahakam. Hingga kini, pemerintah masih mengkaji opsi terbaik mengenai pengembangan blok migas itu setelah 2017.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta pemerintah menyerahkan kelanjutan pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur kepada PT Pertamina (Persero).
“Sesuai Pasal 33 Konstitusi, sumber daya alam sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, maka Blok Mahakam mesti diserahkan ke Pertamina,” katanya.
Menurutnya, Total E&P Indonesie sudah terlalu lama mengelola Blok Mahakam, sehingga pengembangan selanjutnya harus dilakukan oleh anak bangsa. Dengan begitu, negara tetap memiliki kedaulatan di industri hulu migas.
Din Syamsuddin datang bersama sejumlah tokoh masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Akbar Rakyat Selamatkan Negara berencana bertemu Menteri ESDM Jero Wacik, dan menyerahkan Petisi Blok Mahakam.
Akan tetapi, Din hanya diterima oleh Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Sosial Kemasyarakatan Ronggo Kuncahyo, SAM Bidang Ekonomi dan Keuangan Djadjang Sukarna, dan SAM Bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis I Gusti Nyoman Wiraatmadja.