Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas bumi asal Prancis, Total mulai membukukan laba pada kuartal III/2020 didorong oleh kebijakan OPEC+ yang berdampak positif terhadap kinerja pada periode tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada kuartal III/2020, Total mengantongi pendapatan senilai US$33,14 miliar, meningkat dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal II/2020 senilai US$25,73 miliar.
Adapun, laba konsolidasi pada kuartal III/2020 tercatat senilai US$181 juta. Catatan itu lebih baik dibandingkan dengan realisasi pada kuartal II/2020 yang mencatatkan rugi senilai US$8,4 miliar.
Sepanjang Januari 2020--September 2020, pendapatan Total tercatat senilai US$102,74 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$151,03 miliar.
Sementara itu, rugi bersih sepanjang 9 bulan pertama tahun ini senilai US$8,23 miliar, berbanding terbalik dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu dengan laba US$8,78 miliar.
CEO Total Patrick Pouyanne mengatakan bahwa setelah menghadapi keadaan yang di luar kebiasaan yakni harga minyak yang menyentuh di bawah US$20 per barel pada kuartal II/2020 dan perlambatan dari aktivitas global karena krisis kesehatan, Total sudah mulai diuntungkan dengan lingkup bisnis pada kuartal III/2020.
Dia mengatakan, bahwa pada kuartal III/2020 harga minyak telah kembali menyentuh US$40 per barel berkat kedisiplinan OPEC+ dalam pemulihan permintaan minyak bumi untuk kebutuhan transportasi.
"Namun, Total masih harus menghadapi rendahnya harga gas alam yang rendah dan tipisnya marjin dari bisnis kilang yang tertekan karena kelebihan kapasitas produksi dibandingkan dengan permintaan yang rendah, serta meningkatnya kapasitas penyimpanan," katanya seperti dikutip dalam siaran persnya, Sabtu (31/10/2020).
Patrick mengatakan, lini bisnis hulu berkontribusi memberikan pendapatan operasi bersih sebesar US$1,1 miliar. Hal itu dikontribusikan oleh rendahnya biaya produksi yakni US$5 per barel minyak ekuivalen (BOE).
Dengan ketatnya aturan yang ditetapkan OPEC+ dalam menerapkan kuota dan kurangnya produksi di Libya hingga Oktober 2020, Total mengantisipasi produksi pada 2020 di bawah 2,9 Mboe per hari.
Di sisi lain, pada lini bisnis hilir, kilang milik Total harus menghadapi kerugian di saat petrokimia, marketing dan jasa menghasilkan pendapatan operasi senilai US$400 juta, hasil yang lebih baik dibandingkan kuartal III/2019.
Setelah pengumuman penjualan kilang Lindsey, Inggris pada Juli lalu, Total mulai mengadapatasi kilang-kilangnya untuk menghasilkan biofuel dan bioplastik.
Pada periode yang sama, Total mengakselerasi implementasi dari strategi bauran energi baru dan terbarukan dengan portofolio pada solar panel berkapasitas 3,3 gigawatt (GW) di Spanyol, serta pembangkit listrik tenaga angin terapung yang berada di offshore Korea Selatan dan Prancis.