Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dan DPR menyepakati Asumsi Dasar Makro untuk RAPBN 2026 dapam rapat pengambilan keputusan tentang RAPBN Tahun Anggaran (TA) 2026, Jumat (22/8/2025).
Dalam rapat tersebut pemerintah dan DPR sepakat pertumbuhan ekonomi tahun depan di angka 5,4%. Sementara itu, inflasi di angka 2,5%.
Rapat itu dihadiri oleh Komisi XI DPR dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rohmat Pambudy, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar.
Rapat didahului oleh laporan Panja Pertumbuhan, Panja Penerimaan dan Panja Defisit yang dibacakan oleh tiga orang pimpinan Komisi XI DPR termasuk Misbakhun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai perwakilan pemerintah pun menyepakati laporan dari tiga panja itu. Kemudian, pemerintah dan DPR menyepakati asumsi dasar makro RAPBN 2026 itu.
"Disepakati bahwa asumsi dasar ekonomi makro dan sasaran pembangunan pada RAPBN 2026, saya nyatakan disepakati dan disetujui," ujar Misbakhun.
Baca Juga
Sebelumnya, pada rapat kerja (raker) Komisi XI DPR pagi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memaparkan Asumsi Dasar Makro pada Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2026 di depan Komisi Keuangan DPR.
Sri Mulyani memaparkan asumsi dasar ekonomi makro yang sebelumnya telah disampaikan Presiden Prabowo Subianto pekan lalu pada Nota Keuangan dan RAPBN 2026, Jumat (15/8/2025). Postur APBN yang dirancang untuk tahun depan yakni:
Postur APBN 2026 itu dirancang sesuai dengan asumsi dasar makro sebagai berikut:
- Pertumbuhan ekonomi : 5,4% (yoy)
- Inflasi : 2,5% (yoy)
- Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun : 6,9%
- Nilai tukar Rupiah : Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS)
- Harga minyak mentah atau ICP : US$70 per barel
- Lifting minyak : 610 (ribu barel per hari/rbph)
- Lifting gas bumi : 984 (ribu barel setara minyak bumi per hari/rbsmph)
Sementara, target pembangunan pada RAPBN 2026 yakni:
- Tingkat pengangguran terbuka : 4,44%-4,96%
- Rasio gini : 0,377 - 0,380
- Tingkat kemiskinan ekstrem : 0 - 0,05%
- Tingkat kemiskinan : 6,5 - 7,5%
- Indeks Modal Manusia : 0,57
- Indeks Kesejahteraan Petani : 0,7731
- Proporsi penciptaan lapangan kerja formal 37,95%
- GNI per capita : US$5.520
Jangkar Stabilisasi
Sri Mulyani menyebut APBN 2026 dirancang menjadi cukup kuat sebagai jangkar stabilisasi, bukan sebagai jangkar ketidakpastian.
APBN tahun depan juga didesain agar mampu menjadi instrumen yang bisa mendorong pertumbuhan, mengurangi kemiskinan, melakukan transformasi ekonomi serta meneruskan pembangunan nasional sesuai dengan program prioritas pemerintah.
"Seluruh program prioritas sudah masuk APBN KiTa dan APBN tetap terjaga kredibel. Ini adalah message yang sangat penting, banyak yang tadinya khawatir bahwa dengan program yang terlalu besar, berubah banyak, maka APBN akan mengalami pressure yang luar biasa," ujarnya.