Bisnis.com, JAKARTA - Total SE melawan tren pelemahan perusahaan minyak besar pada kuartal keempat tahun 2020.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (9/2/2021) raksasa minyak asal Prancis tersebut mencatatkan laba di atas ekspektasi. Hal tersebut tentunya menjanjikan lebih banyak modal bagi perseroan untuk berinvestasi terhadap energi yang lebih bersih.
Kinerja tersebut sekaligus membuktikan bahwa Total SE lebih tangguh daripada perusahaan minyak besar lainnya yang mengalami penurunan karena pandemi Covid-19. Di saat pesaingnya lebih banyak tersandung utang, Total tetap mempertahankan dividennya dan memimpin investasi dalam energi bersih.
Perusahaan mengatakan lebih dari total alokasi investasi bersih senilai US$12 miliar tahun ini, sebanyak US$2,4 miliar di antaranya akan digunakan untuk energi terbarukan dan listrik. Nominal tersebut meningkat sekitar 20 persen dibandingkan tahun 2020.
Sebagai isyarat semakin pentingnya energi yang lebih bersih, perusahaan mengusulkan untuk mengubah namanya menjadi TotalEnergies.
Chief Executive Officer Total Patrick Pouyanne mengatakan perubahan nama tersebut diharapkan akan memberi pemegang saham kesempatan mendukung strategi tersebut.
Baca Juga
"Grup Total menegaskan rencananya untuk bertransformasi menjadi perusahaan energi yang luas untuk memenuhi tantangan ganda transisi energi," kata Patrick, seperti dikutip Bloomberg.
Saham Total naik 1,5 persen ke level 35,69 euro pada pukul 09.04 waktu Paris. Total meraup laba bersih senilai US$1,3 miliar pada kuartal IV/2020, turun 59 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, namun di atas rata-rata perkiraan analis sebesar US$1,14 miliar. Adapun arus kas turun 33 persen ke US$4,9 miliar dari tahun sebelumnya.
Minggu ini, harga minyak patokan global, Brent, naik di atas level US$60 per barel di London, level tertinggi sejak satu tahun terakhir.
"Kami menghasilkan arus kas yang cukup baik untuk menutupi investasi dan dividen kami," tambah Pouyanne.
Perusahaan minyak besar lainnya sebagian besar membawa kejutan yang tidak menyenangkan. Investor telah memperkirakan penurunan setelah minyak mentah pulih dari posisi terendah pada tahun lalu.
Dampak pandemi Covid-19 masih menekan penjualan bahan bakar dan margin penyulingan. Sebagian besar industri masih bertahan daripada memanfaatkan pasar yang lebih menguntungkan.
Tekanan krisis juga mencengkram Total. Pendapatan kuartal keempat menurun pada semua divisi, dari eksplorasi dan produksi, hingga penyulingan dan bahan kimia, serta gas dan listrik.
Namun dalam metrik krusial terutama gearing ratio, Total jauh di depan pesaingnya. Rasio hutang bersih terhadap ekuitas perusahaan mencapai 21,7 persen pada akhir Desember, dibandingkan dengan perusahaan lain di Eropa yang melampaui 30 persen.