BISNIS.COM, JAKARTA-Indonesia National Shipowners Association mengklaim tarif angkutan kontainer laut pada jalur utama, Jakarta-Belawan dan Jakarta-Makassar turun 33% dalam 5 tahun terakhir. Sehubungan dengan itu, INSA menilai keberadaan kapal besar belum diperlukan di angkutan laut domestik.
Ketua Umum DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan penurunan tarif angkutan kontainer laut itu seiring dengan implementasi asas cabotage.
"Penurunan ini sejalan dengan adanya asas cabotage yang mendorong pertumbuhan muatan dan berdampak pada terjadinya evolusi penggunaan kapal," tutur Carmelita kepada Bisnis, Senin (25/3/2013).
Carmelita menjelaskan sejak 2007 perusahaan pelayaran nasional melakukan evolusi operasional kapal kontainer pada seluruh jalur pelayaran. Contohnya untuk jalur utama, Jakarta-Belawan Medan pada 2007 masih menggunakan kapal berkapasitas 400 TEUs, pada 2010 naik menjadi 1.000 TEUs dan pada 2012 kembali bertambah besar menjadi 1.500 TEUs.Untuk Jakarta-Makassar, pada 2007 dengan kapal 400 TUEs, pada 2010 dengan 600 TUEs dan pada 2012 dengan 800 TEUs.
Menurutnya, perkembangan pelaksanaan asas cabotage di Indonesia sejak digulirkan sejalan dengan terbitnya Instruksi Presiden No. 5 tahun 2005 dan UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran berhasil dilaksanakan oleh industri pelayaran. Asas cabotage telah meningkatkan investasi di sektor pelayaran yang ditandai dengan pertumbuhan jumlah armada niaga di Indonesia, perkembangan investasi pembelian kapal hingga peningkatan lapangan pekerjaan.
Selama 2005 hingga Oktober 2012, jumlah kapal berbendera Indonesia mencapai 11.600 unit dengan total kapasitas tercatat 18,4 juta gross tonnage (GT) atau tumbuh hampir 100% dibandingkan dengan posisi Maret 2005 sebanyak nasional 6.014 unit dengan kapasitas sekitar 6 juta GT.
Adapun investasi yang dikucurkan untuk membeli kapal selama periode 2005 hingga 2012 tersebut mencapai US$14 miliar. "Jumlah kapal dan investasinya tahun ini kami perkirakan akan tumbuh pada level 7%-10%," katanya.