Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Lonjakan Harga Cabai hingga Beras, BPS: Picu Inflasi Ramadan

BPS menyebut harga cabai, ayam, dan beras yang bergejolak bisa memicu inflasi ramadan.
Pedagang cabai menghitung uang di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang cabai menghitung uang di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, hingga beras menjadi komoditas komponen harga bergejolak yang sering mengalami inflasi pada momentum awal Ramadan dalam enam tahun terakhir.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pada periode 2019–2024 menunjukkan selalu terjadi inflasi di bulan Ramadan dan Idulfitri.

Berdasarkan catatan BPS, komponen inti dan bergejolak seringkali memberikan andil inflasi terbesar pada periode awal Ramadan.

Amalia menyebut pada saat terjadi Ramadan, Mei 2019–Maret 2024, komponen harga bergejolak cenderung selalu mengalami inflasi di awal Ramadan, kecuali pada 2020.

Amalia menuturkan inflasi harga bergejolak tertinggi terjadi pada momentum awal Ramadan 2022, yakni di level 2,3%.

“Di momen awal Ramadan, secara historis komoditas yang memberikan kontribusi terhadap inflasi biasanya, ini bukan memprediksi ke depan, tetapi biasanya secara historis adalah daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, ayam hidup, pepaya, cabai rawit, beras, dan bayam,” kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (10/3/2025).

Adapun jika menengok inflasi pada Februari 2025, Amalia menuturkan inflasi komponen inti memberikan inflasi. Pada periode yang sama, komponen harga diatur pemerintah dan bergejolak memberikan andil deflasi.

Data BPS menunjukkan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Februari 2025, namun secara tahunan (year-on-year/yoy) mengalami inflasi.

Secara bulanan, andil deflasi untuk makanan minuman dan tembakau dikontribusikan oleh adanya penurunan harga daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, telur ayam ras, kacang panjang, jeruk, jengkol, dan ayam hidup.

Amalia menjelaskan penurunan harga yang terjadi pada Februari membuka peluang terjadinya kenaikan harga di pekan maupun bulan berikutnya. Hal ini lantaran volatilitas harga bahan pangan yang cenderung relatif tinggi.

“Artinya naik dan turun itu relatif sering terjaid karena memang salah satunya dipengaruhi oleh faktor cuaca maupun karena adanya permintaan untuk bulan-bulan di hari-hari tertentu, seperti menghadapi Ramadan dan lebaran,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper