Bisnis.com, BEKASI — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut bahwa harga beras yang sebelumnya di atas harga eceran tertinggi (HET) sudah mulai turun di sejumlah provinsi.
Dia menjelaskan bahwa penurunan harga beras tidak terlepas dari harga gabah di sejumlah daerah penghasil padi yang juga turun.
"Dua hari yang lalu kami terima laporan dari Bulog, harga beras di beberapa daerah penghasil padi itu sudah mulai turun," kata Amran saat ditemui usai acara Panen Raya Jaksa Mandiri Pangan di Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (19/8/2025).
Amran lantas memerinci bahwa beberapa provinsi itu mencakup Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, hingga Aceh.
Menurutnya, jika harga beras di hulu alias dalam bentuk gabah sudah turun, maka harga di hilir juga akan mengikuti.
Dia juga menyebut bahwa penurunan harga beras di masyarakat juga merupakan hasil dari penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog.
Baca Juga
"Kita akan kucurkan [beras SPHP] 1,3 juta ton, dan ini mungkin tertinggi sepanjang sejarah yang kita salurkan. Biasanya cuma 300.000 atau 200.000 ton," ujarnya.
Adapun, mengacu panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) hari ini pukul 08.28 WIB, harga rata-rata beras SPHP Bulog relatif stabil di angka Rp12.467 per kg. Nilai itu lebih rendah dibandingkan HET nasional Rp12.500 per kg.
Sementara itu, harga rata-rata beras medium tercatat sebesar Rp14.113 per kg, atau masih melampaui HET beras medium sebesar Rp12.500.
Harga jual beras premium juga mencapai Rp15.881 per kg alias berada di atas HET nasional senilai Rp14.900 per kilogram.