Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Memanas, Kanada Terapkan Tarif Impor Balasan ke AS

Kanada mulai memberlakukan tarif balasan sebesar 25% atas impor barang dari AS. Trump membuka opsi kompromi dengan Trudeau.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbicara selama Masa Pertanyaan di House of Commons, di Parliament Hill di Ottawa, Ontario, Kanada 19 September 2023. REUTERS/Blair Gable
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbicara selama Masa Pertanyaan di House of Commons, di Parliament Hill di Ottawa, Ontario, Kanada 19 September 2023. REUTERS/Blair Gable

Bisnis.com, JAKARTA – Kanada mulai memberlakukan tarif balasan sebesar 25% atas impor barang dari Amerika Serikat senilai C$155 miliar (US$107 miliar) pada Selasa (5/3/2025), jika pemerintahan Presiden Donald Trump tetap melanjutkan kebijakan tarif terhadap produk Kanada.

Melansir Reuters, Rabu (5/3/2025), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan bahwa tarif ini akan diterapkan dalam dua tahap. Gelombang pertama mencakup barang senilai C$30 miliar yang akan dikenai tarif mulai Selasa, sementara sisanya, senilai C$125 miliar, akan mulai berlaku setelah periode konsultasi selama 21 hari.

"Kebijakan ini akan tetap diberlakukan hingga AS mencabut tarif dagangnya. Jika mereka tetap bersikeras, kami siap menerapkan langkah-langkah balasan non-tarif yang saat ini sedang didiskusikan dengan pemerintah provinsi dan wilayah," ujar Trudeau.

Gelombang pertama tarif mencakup 1.256 produk dari berbagai sektor, termasuk jus jeruk, selai kacang, anggur, minuman beralkohol, bir, kopi, peralatan rumah tangga, pakaian, sepatu, sepeda motor, kosmetik, serta produk pulp dan kertas.

Pemerintah Kanada juga membuka konsultasi publik untuk menentukan daftar barang yang akan dikenai tarif pada gelombang kedua, mencakup kendaraan penumpang dan truk, kendaraan listrik, baja dan aluminium, produk pertanian seperti buah dan sayuran, produk kedirgantaraan, serta daging sapi, babi, dan produk susu.

Selain tarif impor, Kanada juga mempertimbangkan langkah balasan non-tarif, termasuk pengenaan pajak ekspor atas mineral penting yang menjadi bahan baku industri teknologi dan energi AS. Menteri Energi Kanada menyebut bahwa pembatasan ekspor mineral strategis merupakan salah satu opsi yang tengah dikaji.

Sementara itu, beberapa provinsi Kanada telah mulai mengambil tindakan terhadap produk AS. Ontario, provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar di Kanada, akan melarang perusahaan AS mengikuti proyek pengadaan pemerintah. Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, bahkan mengumumkan pembatalan kontrak senilai C$100 juta dengan Starlink, perusahaan milik Elon Musk.

Ontario juga berencana mengenakan biaya tambahan 25% pada listrik yang diekspor ke tiga negara bagian AS—New York, Michigan, dan Minnesota—jika tarif AS tetap berlaku. Di sisi lain, Nova Scotia akan menggandakan tarif tol bagi kendaraan asal AS yang melintasi wilayahnya.

Trump Isyaratkan Kompromi

Presiden AS Donald Trump berpeluang mengumumkan rencana pelonggaran tarif terhadap barang-barang dari Kanada dan Meksiko yang termasuk dalam perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara pada Rabu.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan Meksiko dan Kanada terus berupaya menunjukkan komitmen mereka untuk meningkatkan kerja sama, dan Trump mendengarkan karena ia selalu mengedepankan keadilan dan keseimbangan.

“Saya rasa Trump akan mencapai kesepakatan dengan mereka—bukan berupa penundaan, tetapi solusi di mana kedua belah pihak bergerak ke arah tengah. Kemungkinan besar, pengumuman akan dibuat besok (Rabu),” ungkap Lutnick dalam wawancara dengan Fox Business, dikutip Bloomberg.

Lutnick tidak merinci langkah konkret yang sedang dipertimbangkan Trump setelah memberlakukan tarif menyeluruh terhadap seluruh impor dari Kanada dan Meksiko, yang dikaitkan dengan upaya AS menekan arus masuk fentanyl dan imigran ilegal.

Namun, ia menegaskan bahwa tarif tidak akan sepenuhnya dicabut, melainkan akan disesuaikan.

“Jika Kanada dan Meksiko mematuhi ketentuan dalam perjanjian dagang, presiden mungkin akan memberikan kelonggaran. Namun, jika tidak, maka tarif tetap berlaku,” lanjut Lutnick.

Pernyataan ini menjadi sinyal pertama bahwa Trump mungkin bersedia melunak setelah sebelumnya bersikeras mempertahankan kebijakan tarifnya.

Pada Selasa, ia bahkan mengecam langkah balasan Kanada dan menyebut Perdana Menteri Justin Trudeau sebagai “gubernur,” sambil memperingatkan bahwa tarif balasan dari Kanada akan dihadapi dengan tindakan serupa dari AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper