Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan tarif baru terhadap barang-barang Kanada dan AS akan dihentikan selama 30 hari setelah pembicaraan telepon dengan Presiden AS Donald Trump.
Dalam unggahannya di platform X, Trudeau mengatakan Kanada akan menunjuk penanggungjawab fentanil baru, memasukkan kartel sebagai teroris dan meluncurkan kekuatan penyerang bersama dengan AS untuk memerangi kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba dan pencucian uang.
“Saya juga telah menandatangani arahan intelijen baru mengenai kejahatan terorganisir dan fentanil dan kami akan mendukungnya dengan dana $200 juta,” kata Trudeau dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025).
Pemerintah Kanada melanjutkan rencana senilai C$1,3 miliar atau US$901 juta yang diumumkan pada bulan Desember untuk menambah lebih banyak sumber daya keamanan perbatasan, termasuk helikopter.
Gedung Putih AS tidak segera mengomentari panggilan tersebut atau postingan Trudeau di media sosial.
Berita ini membawa kedua negara keluar dari jurang perang dagang besar – setidaknya untuk sementara – yang menurut para ekonom akan merugikan pertumbuhan AS, memperburuk inflasi dan mungkin menjerumuskan Kanada ke dalam resesi.
Baca Juga
Dolar Kanada melonjak lebih dari 1% karena berita tersebut dan diperdagangkan pada C$1,442 per dolar AS pada pukul 17:02 waktu New York.
Trump menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu (1/2/2025) yang mengenakan tarif 25% pada hampir seluruh ekspor Kanada ke AS, selain produk energi yang akan dikenakan tarif lebih rendah sebesar 10%.
Beberapa jam kemudian, Trudeau menjanjikan paket pembalasan yang akan mengenakan tarif sebesar 25% pada impor AS senilai C$30 miliar, mulai Selasa, dan tambahan tarif C$125 miliar pada barang-barang buatan Amerika dalam 21 hari.
Pemerintah provinsi di seluruh Kanada juga mengumumkan tindakan pembalasan. Beberapa dari mereka memerintahkan penghapusan bir, anggur dan minuman keras buatan Amerika dari rak-rak toko, dan beberapa mengumumkan bahwa mereka akan mempersulit perusahaan-perusahaan Amerika untuk mendapatkan kontrak pengadaan pemerintah.
Ada juga peningkatan aksi pembalasan dari masyarakat Kanada, termasuk kampanye media sosial yang dilakukan oleh warga yang mendesak boikot barang-barang Amerika, dan ejekan keras terhadap lagu kebangsaan Amerika pada pertandingan hoki dan bola basket di Kanada.