Bisnis.com, JAKARTA — Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) melebar tajam pada akhir 2024 seiring dengan lonjakan impor sebelum dimulainya masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden dan tindak lanjut janji penerapan tarif impor yang besar.
Data dari Departemen Perdagangan AS yang dilansir dari Bloomberg pada Kamis (6/2/2025) mencatat, defisit perdagangan barang dan jasa pada Desember 2024 tumbuh hampir 25% dari bulan sebelumnya menjadi US$98,4 miliar. Sementara itu, defisit setahun penuh adalah sebesar US$918,4 miliar, yang merupakan angka terbesar kedua sejak 1960.
Kesibukan impor pada akhir tahun terjadi secara luas dan mencakup lonjakan pengiriman produk-produk industri ke dalam negeri yang kemungkinan besar mencerminkan upaya perusahaan-perusahaan AS untuk mengamankan produk-produknya sebelum penerapan tarif impor Trump. Selain itu, banyak importir yang berharap dapat memitigasi gangguan akibat potensi pemogokan buruh pelabuhan yang dapat dicegah pada bulan lalu.
Angka perdagangan bulanan diperkirakan akan menambah signifikansi ekonomi dan geopolitik seiring pemerintahan Trump yang berupaya menerapkan tarif untuk memacu produksi dalam negeri, meningkatkan keamanan nasional, dan menyesuaikan diri dengan kebijakan perdagangan yang dianggap tidak adil. Seperti yang terlihat hanya beberapa minggu setelah pelantikan Trump, upaya tersebut meluas ke mitra dagang terbesar Amerika.
Trump memerintahkan tarif impor sebesar 25% untuk semua barang dari Kanada dan Meksiko, yang mulai berlaku pada Selasa (3/2/2025). Namun, dia memberikan penundaan selama 30 hari setelah para pemimpin kedua negara berkomitmen untuk melakukan upaya yang lebih besar untuk membendung gelombang migrasi ilegal dan perdagangan narkoba.
Sementara itu, tarif menyeluruh sebesar 10% terhadap impor dari China mulai berlaku sesuai waktunya.
Baca Juga
Data perdagangan terbaru menunjukkan defisit barang AS dengan Meksiko sedikit menyempit dari bulan sebelumnya menjadi penyesuaian musiman sebesar US$15,2 miliar pada Desember 2024. Sementara itu, defisit dengan Kanada melebar ke yang terbesar sejak Juli 2022. Angka perdagangan dari Kanada menunjukkan lonjakan ekspor minyak mentah.
Sepanjang 2024, defisit perdagangan barang dengan Meksiko melebar tanpa penyesuaian hingga mencapai rekor US$171,8 miliar. Kesenjangan dengan Kanada menyempit tahun lalu. Defisit perdagangan barang AS dengan Tiongkok melebar tahun lalu menjadi US$295,4 miliar.
Tarif akan menjadi tantangan berat bagi perusahaan-perusahaan yang selama beberapa dekade berupaya mengambil keuntungan dari biaya yang lebih rendah, dan seringkali peraturan yang lebih longgar, di negara lain. Selain itu, rantai pasokan tidak mudah dikonfigurasi ulang.
Para ekonom juga mengatakan defisit perdagangan sebagian besar didorong oleh makroekonomi termasuk tingginya tingkat konsumsi Amerika dan kuatnya dolar yang membuat impor menjadi murah dan ekspor Amerika menjadi lebih mahal. Tarif sendiri menyebabkan minat yang lebih besar terhadap dolar.
Lonjakan impor barang secara keseluruhan cukup besar dan termasuk peningkatan persentase terbesar dalam pasokan industri sejak 1993. Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh lonjakan pengiriman masuk dalam bentuk logam jadi, yang dapat digunakan dalam pembuatan mobil, peralatan rumah tangga, dan peralatan lainnya. AS juga mengimpor lebih banyak minyak mentah dan emas.
Perdagangan barang dan jasa hampir tidak memberikan kontribusi apa pun terhadap produk domestik bruto pada kuartal keempat setelah mengurangi pertumbuhan pada sisa tahun tersebut.