Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai pertumbuhan industri pengolahan yang mengalami perlambatan pada 2024 tak lepas dari kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan tumbuh 4,43% pada 2024 atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,64%.
Sekjen Kemenperin Eko S. A. Cahyanto mengatakan, pihaknya akan terus memperhatikan aspek-aspek yang dapat berdampak ke pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya, baik dari kondisi makroekonomi maupun global.
"Kita tahu kondisi global sedang tidak baik-baik saja yang pasti berdampak pada pertumbuhan industri kita," jelas Eko saat ditemui di Kantor Kemenperin, Rabu (3/5/2025).
Eko menegaskan bahwa pihaknya juga akan terus menjaga pertumbuhan kinerja industri seluruh sektor. Adapun, dia menegaskan bahwa saat ini kinerja industri terus menunjukkan pertumbuhan positif dalam 2 bulan terakhir.
Hal ini tercerminkan dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di zona ekspansif.
Baca Juga
"Ini terlihat di Januari ini naik dengan angka yang meyakinkan. Oleh karena itu, kami optimistis tahun ini kita bisa mengejar target pertumbuhan seperti yang sudah kita rencanakan," jelasnya.
PMI manufaktur Indonesia kembali menguat ke level 51,9 pada Januari 2025 atau naik dari bulan sebelumnya 51,2 pada Desember 2024. Angka ini menunjukkan industri nasional dalam tahap ekspansi.
Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, Senin (3/2/2025), penguatan indeks tersebut terlihat dari variabel output dan permintaan baru yang terus meningkat. Kondisi ini juga memicu penyerapan tenaga kerja lebih banyak.
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Januari 2025 juga menguat ke 53,10 atau naik 0,17 poin dari bulan sebelumnya 52,93. Nilai IKI tersebut juga meningkat 0,75 poin dibandingkan dengan IKI Januari 2024 sebesar 52,35.
Adapun, terdapat 20 subsektor industri yang ekspansif, sementara tiga lainnya terkontraksi yaitu industri minuman, industri komputer hingga peralatan elektrik, dan industri pengolahan lainnya. Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 95,5% terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas triwulan III/2024.