Bisnis.com, JAKARTA - Industri pengolahan menjadi kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan sumbangsih 18,98% sepanjang 2024. Lapangan usaha ini juga menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kontribusi industri pengolahan terhadap PDB tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 18,67% pada 2023 dan naik dari tahun 2022 sebesar 18,34%.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, industri pengolahan tumbuh didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri. Beberapa subsektor industri penopangnya yaitu makanan dan minuman (mamin), logam dasar, serta barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik.
"Di mana industri mamin tumbuh 5,9% yang ditopang oleh permintaan domestik untuk konsumsi dan bahan baku industri serta permintaan luar negeri," ujar Amalia dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi 2024, Rabu (5/2/2025).
Di sisi lain, industri logam dasar tumbuh 13,34% sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri, khususnya untuk komoditas besi dan baja.
Adapun, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik tumbuh 6,16% karena didorong permintaan ekspor untuk barang logam komponen elektronik dan peralatan listrik.
Baca Juga
"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi secara kumulatif, tahun 2024 dari sisi lapangan usaha adalah sebagai berikut, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi 0,90%," jelasnya.
Secara pertumbuhan, industri pengolahan tumbuh melambat ke angka 4,43% sepanjang 2024 atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya 4,64% pada 2023 dan 4,89% pada 2022.
Adapun, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 yang tumbuh mencapai 5,03% juga ditopang oleh lapangan usaha seperti perdagangan yang memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,67%, konstruksi dengan sumber pertumbuhan sebesar 0,64%, dan informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan sebesar 0,50%.
"Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan diikuti oleh konstruksi, kemudian pertambangan yang juga melanjutkan tren pertumbuhan yang positif," terang Amalia.
Lebih lanjut, lapangan usaha yang juga tumbuh tinggi yaitu jasa Lainnya tumbuh 9,80%, transportasi dan pergudangan tumbuh 8,69% serta akomodasi dan mamin yang tumbuh 8,56%.
"Hal ini tentunya terlihat didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat, peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan macanegara serta peningkatan kegiatan ekonomi lainnya dan memberikan dampak terhadap peningkatan mobilitas masyarakat," pungkasnya.