Bisnis.com, JAKARTA - Kanada akan membalas tarif baru yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan mengenakan pungutan sebesar 25% pada sejumlah besar produk impor asal AS.
Melansir Reuters pada Senin (3/2/2025), Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan pihaknya mengenakan tarif terhadap barang-barang AS senilai C$155 miliar atau US$107 miliar.
Tarif sebesar C$30 miliar akan berlaku pada Selasa (4/2/2025), hari yang sama dengan tarif Trump, dan tarif sisanya sebesar C$125 miliar dalam 21 hari.
Trudeau mengatakan tarif tersebut akan mencakup bir, anggur, dan bourbon Amerika, serta buah-buahan dan jus buah, termasuk jus jeruk dari negara bagian asal Trump, Florida. Kanada juga akan menargetkan barang-barang termasuk pakaian, peralatan olahraga, dan peralatan rumah tangga.
Trudeau mengatakan beberapa minggu mendatang akan sulit bagi warga Kanada, namun warga Amerika juga akan menderita akibat tindakan Trump.
“Tarif terhadap Kanada akan membahayakan pekerjaan Anda, berpotensi menutup pabrik perakitan mobil Amerika dan fasilitas manufaktur lainnya,” kata Trudeau, ketika berbicara kepada warga AS dalam konferensi pers di Ottawa.
Baca Juga
"Mereka akan menaikkan biaya untuk Anda, termasuk makanan di toko kelontong dan bahan bakar di pompa bensin."
Trudeau melanjutkan, Kanada juga sedang mempertimbangkan langkah-langkah non-tarif, yang mungkin berkaitan dengan mineral penting, pengadaan energi, dan kemitraan lainnya.
Pengumuman Trudeau datang hanya beberapa jam setelah Trump memerintahkan tarif sebesar 25% terhadap impor Kanada dan Meksiko serta 10% terhadap barang-barang dari China. Hal tersebut memicu munculnya risiko terjadinya perang dagang yang menurut para ekonom dapat memperlambat pertumbuhan global dan memicu kembali inflasi.
Trump mengatakan dia akan mengenakan tarif 10% pada seluruh impor energi dari Kanada.
Perbatasan AS-Kanada sepanjang 9.000 km menangani lebih dari US$2,5 miliar perdagangan setiap hari, terutama di bidang energi dan manufaktur, menurut data pemerintah Kanada pada tahun 2023.
Pada 2023, Kanada mengekspor barang dan jasa senilai hampir C$550 miliar ke AS, atau lebih dari tiga perempat total ekspornya. Energi menyumbang 30% dan manufaktur menyumbang sekitar 15% terhadap ekspor di wilayah selatan perbatasan.
Ekspor ke AS menyumbang sekitar 17,8% produk domestik bruto Kanada dan lebih dari 2,4 juta lapangan kerja di Kanada.
Tarif tersebut diterapkan di Kanada ketika Kanada sedang menghadapi krisis politik dan persaingan kepemimpinan dalam Partai Liberal yang dipimpin Trudeau.
Menghadapi tingkat dukungan yang rendah, Trudeau mengatakan dia akan mengundurkan diri setelah sembilan tahun menjabat setelah pemimpin partai baru terpilih. Partai oposisi Konservatif bisa memenangkan pemilu berikutnya dengan suara mayoritas, menurut jajak pendapat baru-baru ini.
Didampingi oleh menteri luar negeri dan menteri keuangannya, Trudeau mengenang hubungan bilateral kedua negara selama bertahun-tahun.
“Dari pantai Normandia hingga pegunungan di Semenanjung Korea, dari ladang di Flanders hingga jalan-jalan di Kandahar, kami telah berjuang dan mati bersama anda (AS) di saat-saat tergelap anda. Kami telah membangun kemitraan ekonomi, militer, dan keamanan paling sukses yang pernah ada di dunia," ujarnya.
Trudeau mendorong warga Kanada untuk membeli produk Kanada dan berlibur di rumah dibandingkan di AS.
“Kami tidak meminta ini tetapi kami tidak akan mundur,” katanya.