Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pastikan Rasio Utang Terjaga, Pemerintah Bandingkan dengan Malaysia dan China

Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) dari 2014 hingga 2019 berada dalam kisaran 24,68% PDB sampai dengan 30,23% PDB.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menegaskan bahwa pemerintah konsisten mengelola rasio utang secara cermat dan terukur.

Hal ini dilakukan dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal, sehingga APBN dapat dijaga sehat, kredibel, dan berkesinambungan. 

Ferry menuturkan, upaya pengelolaan utang pemerintah yang tetap terkendali mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional selama ini.

Komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal, imbuh dia, juga diakui oleh lembaga internasional.

“Pembiayaan melalui utang dilakukan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN ketika pendapatan negara belum sepenuhnya mampu membiayai keseluruhan belanja negara atau ketika dibutuhkan pembiayaan investasi,” katanya melalui keterangan resmi, Sabtu (24/8/2024).

Ferry mengatakan, utang juga menjadi alat strategis dalam mendukung pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik, yang bermanfaat dalam memperkuat daya tahan ekonomi nasional terhadap guncangan global.

Dia merincikan, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) dari 2014 hingga 2019 berada dalam kisaran 24,68% PDB sampai dengan 30,23% PDB.

Angka tersebut menurutnya meningkat dengan laju yang moderat, terutama untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur. 

Meski sempat mengalami kenaikan signifikan akibat pandemi Covid-19, kata dia, pemerintah berhasil mengendalikan laju kenaikan utang sejak 2021 hingga kini. Hal ini tercermin dari rasio utang pemerintah pada 2023 yang tercatat sebesar 39,21% PDB.

“Bahkan rasio utang Indonesia tahun 2023 juga lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia 67,3% PDB, China 83,6% PDB, dan India 82,7% PDB,” kata Ferry.

Hingga akhir Juli 2024, rasio utang pemerintah tercatat sebesar 38,68% terhadap PDB. Ferry mengatakan, tingkat tersebut masih jauh di bawah batas aman 60% sebagaimana diatur dalam UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. 

“Secara struktur, utang pemerintah juga masih tergolong sehat. Per akhir Juli 2024, profil jatuh tempo utang Pemerintah terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo di 8 tahun”.

Lebih rinci, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa Surat Berharga Negara (SBN) domestik sebesar 70,49%, SBN valas sebesar 17,27%, dan pinjaman sebesar 12,24%. 

Tercatat juga, kepemilikan SBN Domestik antara lain oleh lembaga keuangan memegang sekitar 39,6%, Bank Indonesia sekitar 24,3%, oleh asing hanya sekitar 14,0% termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing, investor individu sekitar 8,7%, serta sisanya dipegang oleh institusi domestik lainnya. 

“Pemerintah terus mendorong pasar SBN untuk lebih efisien sehingga meningkatkan daya tahan sistem keuangan Indonesia terhadap guncangan ekonomi dan pasar keuangan,” kata Ferry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper