Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Bisa Setop Impor Beras, Bapanas Beberkan Kuncinya

Bapanas optimistis Indonesia bisa bebas impor beras dengan mengurangi sampah makanan (food waste).
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimistis Indonesia bisa setop impor beras dengan mengurangi sampah makanan (food waste). Gerakan Stop Boros Pangan dianggap jadi kunci.

Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy mengatakan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah makanan terbuang setiap tahunnya kurang lebih mencapai 30%. Menurutnya, jumlah makanan terbuang itu semestinya bisa digunakan untuk makan bagi 60 hingga 125 juta jiwa.

"Oleh karena itu kita melakukan program Stop Boros Pangan," ujar Edhy di Jakarta, dikutip Selasa (30/7/2024).

Edhy pun mengatakan, apabila Indonesia bisa mengurangi sampah makanan hingga 20% khususnya untuk nasi, diperkirakan bisa menghemat hingga 6 juta ton beras setiap tahunnya.

"Contohnya beras, misalnya kebutuhan nasional itu 31 juta ton [per tahun], rata-rata masyarakat Indonesia membutuhkan 2,6 juta ton per bulan, kalau kita bisa hemat 20% kita bisa menghemat sekitat 6 juta ton, itu luar biasa bisa memberi makan kepada sekitar 60-80 juta jiwa," jelasnya.

Lewat gerakan stop boros pangan dengan mengurangi sampah makanan, kata Edhy, Indonesia bisa bebas dari impor beras. Adapun, sudah dua tahun belakangan Indonesia harus mengimpor jutaan beras untuk memenuhi kebutuhan hingga cadangan pangan dalam negeri.

"Artinya bahwa kalau kita bisa berhemat 20% saja misalnya beras, maka impor tidak perlu dilakukan. Itu yang harus kita pahami," katanya.

Untuk diketahui, pemerintah pada 2024 mengalokasikan kuota impor pangan sebanyak 3,6 juta ton. Adapun, Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras terbaru mencapai 2,5 juta ton yang sebagian besar diimpor. Produksi yang anjlok hingga kebutuhan yang tinggi untuk program bantuan pangan dianggap jadi alasan pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (24/6/2024), Deputi III KSP, Edy Priyono mengakui, bahwa produksi beras dalam negeri mengalami kondisi kritis. Produksi beras pada Januari - April 2024 tercatat sebanyak 10,27 juta ton mengalami penurunan hampir 2 juta ton dibandingkan produksi beras pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 12,98 juta ton.

"Ini penurunan yang sangat besar, implikasinya surplus pada Januari-April jauh berkurang, dari sebelumnya 2,82 juta ton menjadi 0,67 juta ton [tahun ini]. Kemungkinan kita bulan depan akan mulai defisit," ujar Edy dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Senin (24/6/2024).

Dia membeberkan bahwa produksi beras yang anjlok pada tahun ini tak lepas dari adanya penyusutan luas panen padi. Pada periode Januari - April 2023, luas panen padi tercatat mencapai 4,2 juta hektare, sedangkan luas panen tahun ini di periode yang sama hanya 3,5 juta hektare.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper