Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI meminta kepada pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, untuk merancang target defisit APBN yang lebih rendah untuk tahun pertama pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Hal ini disampaikannya dalam rapat kerja bersama dengan pemerintah di Komisi XI DPR RI, Kamis (6/6/2024).
Dolfie mengatakan, rancangan target defisit APBN yang lebih rendah untuk 2025 dimaksudkan agar pemerintahan yang baru tidak terbeban dengan jumlah utang yang besar.
“Oleh karena itu, makanya Bu, APBN 2025 buatlah defisit yang rendah sebagai permulaan, jangan langsung tinggi,” katanya.
Menurut Dolfie, hal ini dikarenakan pemerintahan mendatang sudah harus menanggung beban utang yang tinggi.
“Jangan sudah beban utang banyak, masuk pemerintahan baru dibebani utang yang juga besar. Biarkan pemerintahan baru mulai dengan beban utang yang paling kecil,” jelasnya.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani menyampaikan bahwa rancangan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) yang mencakup target defisit APBN telah dikomunikasikan dengan tim pemerintahan mendatang.
“Kami menanyakan pada incoming government, ini maunya seperti apa, ini memang semuanya mewadahi, tapi dalam rambu prudential. Tapi, saya paham yang disampaikan pak Dolfie,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah dalam KEM-PPKF menetapkan target defisit APBN dalam rentang 2,45% hingga 2,82% untuk tahun 2025.
Dalam hal ini, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pihaknya akan mengupayakan merancang defisit APBN yang lebih rendah.
“Jadi kalau kami melakukan ini, bukan karena kami mencoba menjadi wadah dari semua dinamika perubahan transisi politik, aspirasi dari incoming government, dari sisi prioritas yang tetap harus kita jaga. Namun, APBN-nya tetap kredibel dan tetap stabil,” kata dia.