Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso buka-bukaan soal stok beras di penggilingan padi saat ini.
Menurutnya, stok beras di penggilingan padi rata-rata masih di bawah 50% dari kondisi normal. Dia pun mengakui pasokan gabah ke penggilingan telah berkurang sejak Agustus 2023.
"Beberapa waktu ini memang dirasakan pasokan gabah ke penggilingan padi berkurang, sejak Agustus 2023, puncaknya Januari - Februari 2024," ujar Sutarto dalam rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga jelang Ramadan, Senin (4/3/2024).
Dia memperkirakan harga beras akan mulai turun karena harga gabah telah melampaui puncak harga tertingginya pada awal Februari 2024. Kendati harga beras diperkirakan bakal turun, Sutarto mengatakan pemerintah tetap perlu waspada di awal bulan ini terkait dengan lonjakan permintaan pasar sebagai siklus bulanan.
"Ini adalah puncak tertinggi harga gabah, di pekan ketiga [Februari] sudah mulai turun. Diharapkan harga beras seyogianya turun," katanya.
Adapun kapasitas penggilingan padi saat ini, kata dia, sudah 4 kali lipat dibandingkan ketersediaan produksi beras nasional. Kondisi itu membuat para penggilingan berebut untuk mendapatkan stok gabah di petani.
Baca Juga
Dia menduga, terlalu banyaknya usaha penggilingan padi telah menyumbang kenaikan harga beras hingga usaha yang tidak efisien. Apalagi 95% dari penggilingan padi yang tersedia merupakan kategori usaha skala kecil. Oleh karena itu, dia mengusulkan agar revitalisasi penggilingan kecil menjadi prioritas pemerintah alih-alih mengizinkan pembangunan pabrik beras skala besar.
"Kami Perpadi mohon kiranya kita hati-hati membangun pabrik beras baru. Kami justru ingin mendorong agar pemerintah memberikan kesempatan untuk revitalisasi penggilingan padi yang ada di desa. Berikanlah kredit murah yang mudah sampai Rp2,5 miliar," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga beras bakal terkoreksi seiring mulai melandainya harga gabah di petani. Menurutnya, sejumlah daerah sentra produksi sudah memasuki masa panen seperti di Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sragen, Ngawi, Demak, Grobokan, Lampung, dan Sumatera Selatan.
"Perlu disampaikan update perberasan nasional, harga akan mulai terkoreksi seiring berjalannya panen yang angkanya kurang lebih 3-3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5-2,6 juta ton," ujar Arief dalam rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Ramadan, Senin (4/3/2024).
Arief membeberkan harga rata-rata gabah di petani secara nasional hari ini berada di level Rp7.040 per kilogram. Harga gabah itu telah turun dari sebelumnya mencapai Rp8.000 - Rp9.000 per kilogram.
Menurutnya, harga beras di pasar merupakan representasi dari dua kali lipat harga beras. Oleh karena itu, dia mengklaim harga beras akan turun ke level Rp14.000 per kilogram saat harga gabah di kisaran Rp7.000 per kilogram.
"Hari ini harga gabah Rp7.000 [per kilogram] otomatis beras akan terkoreksi Rp2.000, jadi angkanya Rp14.000 [per kilogram] kembali ke HET," jelas Arief.