Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesepakatan WTO untuk Perdagangan Internasional, Intip Hasil Perundingan 2024

Berikut rangkuman dari hasil perundingan WTO yang berlangsung di Abu Dhabi pada pekan lalu.
Gedung WTO di Jenewa, Swiss./Bisnis-Maria Yuliana Benyamin
Gedung WTO di Jenewa, Swiss./Bisnis-Maria Yuliana Benyamin

Bisnis.com, JAKARTA -- Kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk perdagangan internasional pada Konferensi 13th Ministerial Conference menghasilkan sejumlah kesepakatan, meski perundingan yang digelar pada 26-29 Februari 2024 tersebut gagal memecahkan ‘kebuntuan’ mengenai reformasi perdagangan internasional.

Berdasarkan catatan Bisnispertemuan tingkat menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Abu Dhabi diketahui telah berlangsung alot. Bahkan, sebelumnya beberapa peserta meragukan kesepakatan akan terjadi sejak awal perundingan.

Juru bicara WTO Ismaila Dieng mengatakan bahwa para menteri bekerja keras dan membuat kemajuan nyata. "Negosiasi-negosiasi ini sulit karena adanya keterkaitan antara area-area yang sedang dinegosiasikan," terangnya. 

Berikut merupakan ringkasan dari pertemuan tersebut baik apa yang telah tercapai dan yang tidak, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/3/2024).

  • Kesepakatan WTO terkait E-Commerce
    • Moratorium tarif pada barang-barang digital diperpanjang hingga konferensi menteri berikutnya, yakni dalam dua tahun. Kesepakatan akan berakhir pada awal pertemuan tersebut, sehingga negosiasi yang lebih ekstensif diperlukan.

    • India dan beberapa negara seperti Afrika Selatan menentang perpanjangan moratorium tersebut yang didukung oleh mayoritas negara-negara besar, karena dianggap penting bagi dunia usaha untuk menghindari tarif barang digital.

    • Draft program kerja bersama disepakati untuk masa depan.

  • Kesepakatan WTO Terkait Penyelesaian Sengketa Perdagangan
    • Negara-negara sepakat untuk melanjutkan pembahasan pada 2024 untuk menyelesaikan krisis dalam sistem penyelesaian perselisihan. 

    • Banyak perselisihan perdagangan masih belum terselesaikan, karena negara-negara dapat mengajukan banding dan peraturan WTO tidak dapat ditegakan.

    • Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, mengatakan “menyedihkan" bahwa beberapa negara menghalangi hasil-hasil yang telah dicapai. Ia tidak menyebut Amerika Serikat (AS)  secara langsung. 

    • Menteri Perdagangan AS mengatakan negosiasi permasalahan positif dan menyebutkan kemajuan. Namun para delegasi mengatakan banyak hambatan dan secara pribadi skeptis bahwa mereka akan membuat kemajuan lebih jauh di tahun pemilihan AS.

    • Upaya untuk mencapai kesepakatan bersahabat tidak memenangkan konsensus.

  • Kesepakatan WTO terkait Pertanian
    • Tidak ada kesepakatan yang dicapai.

    • India yang sedang menghadapi protes dari petani dalam negeri telah mencari solusi permanen untuk kepemilikan saham publik (PSH) 

    • Terdapat dua solusi alternatif yang dipertimbangkan dalam rancangan perjanjian, yakni untuk menemukan solusi permanen dan berkomitmen untuk mengintensifkan negosiasi dan memperluas ke negara-negara berkembang lainnya keistimewaan, yang saat ini hanya dinikmati oleh India di bawah peraturan-peraturan WTO.

    • India kemudian menolak usulan kedua, untuk menenangkan mereka dalam pembicaraan antara beberapa negara utama seperti AS, Brazil dan China. 

  • Kesepakatan WTO terkait Perikanan
    • Tidak ada kesepakatan yang dicapai.

    • Negara-negara telah mencoba untuk menyetujui pembatasan subsidi pemerintah. Bagian pertama disepakati pada tahun 2022 dan akan berlaku jika cukup banyak negara yang meratifikasinya.

    • Ketua perundingan mengeluarkan rancangan perjanjian batu pada Jumat pagi (1/3) dengan beberapa bagian masih berwarna kuning, menunjukan bidang-bidang yang tidak disepakati. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper