Bisnis.com, MATARAM— PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berencana melakukan survei seismik di Blok East Natuna pada Agustus 2024.
Saat ini, subholding upstream PT Pertamina (Persero) tersebut tengah mempersiapkan studi environmental baseline assessment (EBA) untuk nantinya digunakan sebagai input pengurusan izin lingkungan.
“Jadi mudah-mudahan kalau tahun ini kami cukup ambisius rencananya di situ, jadi kalau bisa survei seismik dilakukan, tinggal diseismik, kalau bisa recording pada bulan Agustus nanti,” kata Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng dalam Media Gathering di Mandalika, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (6/2/2024).
Namun demikian, Muharram mengatakan, survei seismik tersebut juga tergantung pada proses pengambilan data. Pasalnya, kapal yang digunakan untuk mengambil data batuan inti (coring) sebagai input lingkungan masih menunggu kelaikan beroperasi untuk mengantisipasi kondisi ombak di lapangan.
“Tapi semua sudah stand by, begitu semua kondusif kami akan masuk,” tuturnya.
Adapun, Blok East Natuna diperkirakan menyimpan sumber daya minyak mencapai 2,2 BBO dan gas sebesar 300 BSCF. Potensi sumber daya itu terbentang di atas luasan konsesi 10.484,39 kilometer persegi.
Baca Juga
Sebelumnya, pada Mei 2023, Kementerian ESDM resmi menetapkan anak usaha PHE, PT Pertamina East Natuna untuk mengelola Blok East Natuna lewat komitmen investasi awal sebesar US$13 juta atau setara Rp194,5 miliar (asumsi kurs Rp14.968 per dolar AS).
Lewat investasi awal itu, PT Pertamina East Natuna bakal melakukan studi G&G, akuisisi dan pengolahan data seismik 3D dengan luasan 430 kilometer persegi dan 1 pemboran eksplorasi selama 3 tahun pertama.