Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, angkat bicara terkait perkembangan rencana pembangunan LRT Bali.
Budi Karya memaparkan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah bertemu dengan pihak Korea Selatan yang memberikan grant untuk studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) proyek LRT Bali.
Dia mengatakan, pihak Korea Selatan juga akan memberikan pinjaman berbentuk Official Development Assistance (ODA) untuk pembangunan LRT Bali tahap 1.
Dia menyebutkan, LRT Bali tahap 1 rencananya akan dibangun dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga ke Sunset Road. Budi Karya mengatakan, pembangunan proyek LRT ini membutuhkan waktu kurang lebih 3 hingga 4 tahun.
"Jangka panjangnya kita akan bangun kereta LRT di Bali dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat, seperti di Sunset Road, Legian, dan Canggu," ujar Budi Karya dalam keterangan resminya, Minggu (31/12/2023).
Dia melanjutkan, kehadiran LRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan di Bali yang seringkali terjadi, khususnya di hari libur nasional dan keagamaan.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi blak-blakan soal tindak lanjut rencana pembangunan Light Rail Transit atau LRT Bali. D
ia menyebut, pemerintah provinsi (Pemprov) dan pemerintah daerah (Pemda) Bali bakal menjadi pemegang saham mayoritas proyek LRT Bali sebesar 51%, sedangkan pemerintah pusat menjadi pemegang saham minoritas dengan besaran 49%.
Menurutnya, pemerintah Bali telah menyepakati besaran kepemilikan saham pada proyek LRT Bali tersebut.
"Jadi baik capital expenditure (capex) maupun operasional expenditure (opex), Pak Gubernur Bali dan Pak Bupati Badung sudah bersedia menjadi penyangga mendanai capex," kata Budi saat melakukan pertemuan dengan Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, dikutip dalam keterangan resmi, Minggu (17/12/2023).
Adapun, untuk skema pendanaan, Budi menuturkan, dapat dilakukan dengan berbagai operasi, termasuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Menurutnya, Korea Selatan sebelumnya telah menyatakan kesiapannya untuk membangun proyek LRT Bali itu. Menhub berharap, proyek pembangunan LRT Bali bisa segera dimulai setelah koordinasi intensif seluruh stakeholder dilakukan.
Pasalnya, Pulau Bali yang dianggap menjadi showcase pariwisata internasional seharusnya bisa bebas dari kemacetan lalu lintas.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis.com, Jumat (17/11/2023) Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, menyebut groundbreaking kereta ringan atau light rail transit (LRT) Bali akan berlangsung pada Januari 2024. Groundbreaking ini menandai dimulainya pembangunan fisik LRT pertama di kawasan Bali dan Nusa Tenggara tersebut.
“LRT di Januari 2024 akan melaksanakan groundbreaking, ini akan mengatasi kemacetan dari kawasan Kuta, Seminyak hingga ke Canggu,” jelas Giri kepada media, Jumat (17/11/2023).
Giri juga menjelaskan nilai investasi LRT ini mencapai Rp25 triliun, yang bakal dikerjakan oleh sejumlah investor. Namun tidak dijelaskan secara detail siapa dan dari mana investor LRT tersebut.
LRT ini jika beroperasi diklaim akan mampu menurunkan kemacetan hingga 75% di kawasan Bandara, Kuta hingga Canggu, yang memang tingkat kemacetannya tinggi karena aktivitas pariwisata dan terbatasnya jalan raya.