Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berencana tak lagi menggunakan istilah Indonesia Deepwater Development atau IDD untuk menggambarkan bekas konsesi blok migas laut dalam yang dilepas Chevron.
Lewat proposal yang tengah disusun kontraktor baru Eni, proyek laut dalam yang menghimpit Cekungan Kutai, Kalimantan Timur itu bakal dibagi menjadi dua konsentrasi, sisi utara dan selatan.
Proposal pembagian blok migas laut dalam itu menjadi bagian dari rencana pengembangan atau plan of development (PoD) lapangan yang diajukan raksasa migas asal Italia tersebut.
Langkah ini sebagai upaya integrasi beberapa aset mereka pada konsesi Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau dan Lapangan Merakes, Blok East Sepinggan.
“Kita mungkin nanti tidak pakai istilah IDD lagi,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah SKK Migas Benny Lubiantara saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (6/11/2023).
Benny menuturkan, lembaganya masih menunggu PoD yang tengah dimatangkan Eni ihwal rencana pembagian dua konsentrasi pengembangan tersebut.
Baca Juga
Kendati demikian, dia mengatakan, SKK Migas bersama dengan Eni tengah mempercepat upaya persetujuan PoD salah satu lapangan bekas konsesi Chevron yang belum diutilisasi, Blok Maha.
“Kemungkinan nanti dipecah ya, yang selatan ke FPU Jangkrik yang utara mungkin FPU [floating production unit] baru karena nggak cukup, sih,” kata dia.
Wilayah operasi selatan nantinya akan diintegrasikan dengan Lapangan Maha-2 untuk memasok gas pada Floating Production Unit (FPU) Jangkrik.
Sementara itu, pada sisi utara nantinya bakal digabungkan dengan Lapangan Merakes di Blok East Sepinggan yang belakangan menunjukkan keberhasilan pengembangan Eni yang besar di portofolio aset lepas pantai Kalimantan Timur tersebut.
Rencana itu belakangan menjadi terang selepas Eni berhasil mengidentifikasi potensi sumber daya gas mencapai 5 triliiun kaki kubik (Tcf) dengan kandungan kondensat sekitar 400 Mbbls dari sumur eksplorasi Geng North-1 di Blok North Ganal.
Blok yang ikut jadi proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai US$6,98 miliar atau setara dengan Rp108,99 triliun (asumsi kurs Rp15.616) itu diharapkan dapat kembali berjalan tahun depan.
Berdasarkan catatan SKK Migas, proyek IDD berpotensi untuk menghasilkan gas hingga 844 MMscfd dan minyak di posisi 27.000 bopd. Rencananya, proyek itu ditarget onstream pada kuartal IV/2027 mendatang.
Proyek IDD yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur merupakan proyek pengembangan lima lapangan gas di laut dalam di kedalaman antara 975 meter sampai dengan 1.785 meter yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang.
Dengan biaya investasi yang diperkirakan mencapai US$6,98 miliar, pengembangan proyek IDD dilakukan dengan dua tahapan pekerjaan, yaitu pengembangan Lapangan Bangka dengan 2 sumur yang dihubungkan ke fasilitas terapung West Seno (FPU) pada tahap I, serta pengembangan Gendalo Gehem (G-G) pada tahap II, yaitu pengembangan Lapangan Gehem, Gandang, Gendalo dan Maha dengan 26 sumur ke 2 unit FPU baru.
Dari lapangan-lapangan yang ada, hanya Lapangan Bangka saja yang telah diproduksikan secara komersial pada 17 Agustus 2016 silam.
Sebelumnya, Chevron telah merevisi PoD proyek IDD karena adanya kenaikan nilai investasi dari US$6,9 miliar pada 2007 menjadi US$12 miliar pada 2014. Pada proposal terakhir yang diajukan akhir 2015, nilai investasinya US$9 miliar dengan asumsi kredit investasi di atas 100%.