Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan capaian realisasi investasi hilirisasi dapat berkontribusi lebih dari 25% terhadap total target investasi Indonesia sebesar Rp1.400 triliun sepanjang 2023.
Berdasarkan data BKPM, total nilai realisasi hilirisasi sepanjang Januari-September 2023 mencapai Rp266 triliun atau menyumbang 25,3% terhadap total realisasi investasi yang mencapai Rp1.053,1 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, nilai investasi hilirisasi periode sepanjang 2023 ini mencakup investasi smelter sebesar Rp151,7 triliun dan investasi CPO/oleochemical senilai Rp39,5 triliun.
Kemudian, investasi petrochemical senilai Rp31,6 triliun, serta investasi di sektor ekosistem kendaraan listrik, khususnya baterai EV senilai Rp8,4 triliun.
"Saya targetnya 25-30%, kalau bisa 30% jauh lebih baik, tetapi rasanya tidak bisa tercapai tahun ini. Kayaknya 26-27% dari target, tetapi 25,3% sudah bagus," kata Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (20/10/2023).
Jika diperinci pada triwulan III/2023, investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp114,6 triliun atau menyumbang 30,6 persen dari total realisasi investasi kuartal ketiga sebesar Rp374,4 triliun.
Baca Juga
Adapun, Bahlil menyebutkan, beberapa investasi yang masuk pada kuartal ini, seperti Lotte Petrochemical dengan investasi Rp60 triliun untuk pembangunan pabrik hingga bahan baku baterai di Morowali dan Weda Bay.
"Kemudian Freeport untuk tembaga di Gresik tahun ini kita push untuk selesai konstruksinya total investasinya kurang lebih sekitar US$3,3 miliar," ujarnya.
Di sisi lain, untuk mencapai target investasi Rp1.400 triliun tahun ini, Bahlil memastikan pihaknya akan mengejar sejumlah investor dan melakukan pendampingan secara langsung.
"Kita tanyakan pengusaha apa masalah kalian, saya saja malam-malam datangi pengusaha karena kalau tidak begitu mereka tidak kita bantu, terlambat realisasi, target negara tidak tercapai," tuturnya.
Menurut Bahlil, multiplier effect dari penanaman modal akan terasa ketika industri tersebut telah mulai berproduksi. Pasalnya, semakin lama berproduksi maka potensi kerugian negara semakin besar dan minim pendapatan.
"Jadi kita turun semua ke lapangan, jadi ekspektasi saya insyaallah 2023 selama tidak ada kekacauan yang luar biasa target investasi Rp1.400 triliun tercapai," pungkasnya.