Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM mengklaim program hilirisasi telah mengungkit kinerja penanaman modal.
Capaian investasi periode ini naik 21,6% year-on-year (yoy) senilai Rp307,8 triliun pada triwulan III/2022. Secara kuartalan, realisasi investasi periode ini naik 7% dari kuartalan II/2023 sebesar Rp349,8 triliun.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp114,6 triliun pada triwulan III/2023.
Data BKPM pada periode ini menunjukkan nilai realisasi dari hilirisasi berkontribusi 30,6% dari total realisasi investasi kuartal ketiga sebesar Rp374,4 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan program hilirisasi telah memberikan kontribusi besar dalam peningkatan realisasi investasi di berbagai bidang.
"Pertama, mineral, smelter itu Rp64,7 triliun terdiri dari smelter nikel Rp41,3 triliun, Bauksit Rp3,6 triliun, dan tembaga Rp19,8 triliun, ini hasil dari hilirisasi kita," kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III/2023, Jumat (20/10/2023).
Baca Juga
Sementara di industri pertanian, investasi pada CPO/Oleochemical mencapai Rp13,7 triliun. Selanjutnya, di industri kehutanan sektor Pulp and Paper senilai Rp17,5 triliun.
Kemudian, sektor minyak dan gas untuk industri Petrochemical dengan investasi sebesar Rp14,9 triliun.
Menurut Bahlil, hasil investasi di bidang hilirisasi sektor migas masih perlu di dorong lebih jauh. "Kita harus dorong untuk methanol, ethanol, LPG karena kita masih impor 7 juta ton per tahun. Subsidi kita ditargetkan diperkirakan untuk gas LPG tahun ini, itu bisa mencapai tembus hampir Rp100 triliun," ujarnya.
Dalam hal ini, Bahlil menuturkan, bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan perintah untuk membuat alternatif LPG. Pihaknya tengah berkoordinasi dengan Pertamina atau membuka opsi perusahaan lain untuk membuat LPG dalam negeri.
Di sisi lain, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan SKK Migas dan Menteri ESDM untuk fokus dalam rangka hilirisasi dari bahan baku gas dijadikan methanol, blue amonia, pupuk, maupun LPG.
"Memang Pertamina juga harus fair, jangan harga beli LPG impor lebih mahal daripada LPG yang dibangun dalam negeri, ini gak mungkin industri kita maju, jadi ini kita akan dorong kita bicarakan dgn pertamina," tuturnya.
Terakhir, investasi di bidang hilirisasi juga terihat capaian realisasi pada ekosistem kendaraan listrik yakni senilai Rp3,8 triliun.