Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan melakukan impor jagung sebanyak 250.000 ton guna menekan harga yang merangkak naik di tingkat peternak.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan, impor jagung yang dilakukan dikhususkan untuk industri, bukan untuk konsumsi.
“Jagung memang berangsur-angsur harga di tempat peternak naik, oleh karena itu tadi ditambah. Ditambah untuk impor jagung industri, ditambah 250.000 ton tadi, untuk peternakan bukan konsumsi ya untuk industri pakan ternak,” kata Zulhas di Istana Merdeka, Senin (9/10/2023).
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (9/10/2023) pukul 20.04 WIB, harga jagung di tingkat peternak berada di atas acuan. Per Senin, rata-rata nasional harga jagung mencapai Rp6.930 per kilogram.
Adapun Peraturan Badan Pangan Nasional No. 5/2022 menetapkan, harga acuan jagung di tingkat konsumen sebesar Rp5.000 per kilogram.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), turut dibahas pula terkait ketersediaan beras. Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan, stok beras dalam negeri lebih dari cukup sehingga dia meminta masyarakat untuk tak khawatir.
Baca Juga
Apalagi, lanjut dia, sejumlah daerah seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat mulai menunjukan penurunan harga beras. Meski demikian, dia mengakui bahwa masih ada beberapa daerah di luar Jawa yang belum menunjukkan penurunan harga.
“Memang yang dekat-dekat seperti di Jakarta dan Jabar sudah turun [harganya]. Tapi yang jauh-jauh belum turun, tapi nggak naik lagi,” ujarnya.
Komoditas lain seperti gula juga turut dibahas dalam rapat tersebut. Zulhas mengatakan, harga gula yang turut merangkak naik terjadi lantaran realisasi impor masih minim dari rencana tahun ini.
“Pelaku importir baru ngimpor gula itu kira-kira 30 persen, jadi diharuskan persetujuan impornya direkomendasikan perindustrian, baru terealisasi kami cek lebih kurang 30 persen,” katanya.