Cicilan Utang Kereta Cepat per Bulan
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Jumat (15/9/2023), megaproyek transportasi tersebut awalnya direncanakan menelan biaya sebesar US$6,07 miliar atau sekitar Rp94,1 triliun (kurs Rp15.514). Adapun, Indonesia mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CBD) untuk proyek tersebut sekitar 75 persen atau sekitar Rp70,5 triliun.
Kendati demikian, dalam perjalanannya proyek ambisius tersebut ternyata mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,6 triliun.
Beban cost overrun itu dibagi dua antara China dan Indonesia. Adapun, pihak Indonesia harus membayar sekitar US$720 juta atau setara dengan Rp11,1 triliun.
Lagi-lagi pihak CBD memberikan pinjaman dana bagi Indonesia untuk membayar cost overrun tersebut sebesar US$550 juta atau sekitar Rp8,5 triliun dengan bunga 3,4 persen dan tenor 30 tahun.
Secara total utang Indonesia dalam proyek Kereta Cepat mencapai Rp79 triliun. Maka, dengan asumsi bunga 3,4 persen dan tenor 30 tahun atau 360 bulan bisa dihitung estimasi besaran utang kereta cepat yang harus dibayarkan pihak Indonesia setiap bulannya.
Nilai pokok pinjaman yang harus dibayarkan per bulan adalah Rp79 triliun dibagi 360 bulan adalah sebesar Rp219,44 miliar per bulan. Selanjutnya, untuk nilai bunga yang dibayarkan adalah Rp79 triliun dikalikan 3,4 persen dibagi 360 bulan, sehingga didapat Rp7,46 miliar per bulan.
Baca Juga
Secara perhitungan kasar, nilai utang pokok plus bunga yang bakal dibayarkan oleh pihak Indonesia, dalam hal ini konsorsium KCIC, kepada China mencapai Rp226,9 miliar.