Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina EP Cepu (PEPC) bakal mengajukan Blok Tuban untuk dikembangkan sebagai wilayah kerja migas nonkonvensional (MNK) baru setelah Blok Rokan kepada SKK Migas.
Direktur Utama PEPC Endro Hartanto mengatakan akan melakukan studi lebih dahulu terkait kemungkinan pengembangan MNK pada blok tersebut. Namun, pihaknya menyebut SKK Migas telah meminta Pertamina untuk mengajukan beberapa calon blok pengembangan MNK selepas Sumur Gulamo, Blok Rokan yang ditajak perdana akhir Juli 2023 lalu.
“Kami baru ajukan studi tapi di Jawa Timur, di daerah WK Tuban, itu baru mengajukan karena kan ada penawaran dari SKK Migas, kami minat studi dulu lah,” kata Endro saat ditemui di sela-sela agenda the 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG) di Badung, Bali, dikutip Minggu (24/9/2023).
Endro menambahkan SKK Migas telah menanyakan ihwal potensi tambahan blok potensial dari Pertamina untuk dikembangkan sebagai MNK bulan lalu. Dia mengatakan perseroannya masih mengajukan studi untuk saat ini.
Menurut dia, potensi tambahan produksi lewat pengembangan MNK di Blok Tuban relatif besar dari kemampuan angkut minyak saat ini.
“Kalau sekarang sih hitung-hitungannya sekitar 5 juta barel per sumur,” ujarnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfrif menargetkan kegiatan pengeboran MNK itu dapat diintensifkan untuk meningkatkan kembali produksi minyak dari blok minyak tua di dalam negeri.
“Ini adalah momentum pertama untuk bisa memanfaatkan potensi yang cukup besar yang kami miliki dan memang harus kami eksploitasi agar kami bisa menjamin ketahanan energi nasional untuk masyarakat,” kata Arifin seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (27/7/2023).
Berdasarkan hasil pengujian Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat pada 2013 lalu, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia mengandung sumber daya gas dan minyak in-place masing-masing sebesar 303 triliun kaki kubik (Tcf) dan 234 miliar barel minyak (BBO).
Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada Sentral Sumatra Basin, di mana Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan bagian dari cekungan tersebut.
Arifin mengatakan, potensi MNK yang ada di Blok Rokan mencapai 1,28 miliar. Hitung-hitungan itu, kata Arifin, dapat mengurangi impor minyak Indonesia jika dapat dimonetisasi optimal.
Arifin berharap pengeboran sumur MNK itu dapat terus berlanjut yang saat ini masih berfokus pada tahap uji sampel dan analisa sumur.
"Usai uji sampel dan analisa dilanjutkan sebagai sumur pilot fracturing hingga dapat membuktikan produktivitas dan awal pengembangan MNK di Indonesia," jelasnya.