Bisnis.com, JAKARTA - Terdapat beberapa tantangan dari sisi Jepang jika ingin berinvestasi di Indonesia, mengingat Negara Matahari Terbit ini memiliki peran dalam investasi di Indonesia yang sangat strategis.
Hal ini diungkapkan oleh Executive Director of INDEF Tauhid Ahmad, yang menjelaskan pentingnya investasi Jepang di Indonesia, walaupun terdapat fluktuasi yang mencerminkan kondisi kedua negara.
“Terdapat kendala utama investasi di Indonesia, mulai dari upah tenaga kerja, biaya pengadaan barang, perpajakan, fluktuasi nilai tukar dan prosedur kepabeanan,” ungkap Tauhid, dalam acara Commemorating the 50th Year of ASEAN-Japan Friendship and Cooperation, Selasa (19/9/2023).
Tauhid menuturkan bahwa kenaikan tarif di Indonesia tidak meningkat lebih cepat. Namun, jika dibandingkan dengan China dan Jepang dalam dua tahun terakhir, kenaikan tarif Indonesia sangat tinggi dan mungkin terlalu tinggi bagi perusahaan Jepang.
“Saya rasa kita harus memikirkan regulasi kita di bidang ketenagakerjaan, di UU Ciptaker dan faktor lainnya,” jelas Tauhid.
Kemudian, terkait dengan pengadaan, perlu dipikirkan kembali bagaimana dalam mendukung material dan teknologi, sumber daya manusia, untuk mendukung pengadaan karena Indonesia memiliki regulasi terkait komponen lokal di dalam negeri. Hal ini mungkin akan menjadi kesulitan bagi perusahaan Jepang.
Baca Juga
Selain itu, biaya produksi lokal dari Indonesia lebih tinggi dalam dua tahun terakhir, jika dibandingkan dengan sebelumnya. Namun menurut Tauhid biaya ini tidak terlalu mahal jika dibandingkan negara lain, contohnya seperti dari Australia dan Korea Selatan.
“Saya rasa posisi biaya moneter lokal Indonesia berada di tengah-tengah,” ungkapnya.
Jika Indonesia ingin mendapatkan investasi dari perusahaan Jepang, Tauhid mengatakan perlunya dilakukan beberapa revisi peraturan ataupun terobosan baru,
Terobosan tersebut seperti formulasi upah yang kompetitif, efisiensi pengadaan bahan baku dan proses, penguatan insentif dan kepastian perpajakan serta penguatan kebijakan de-dolarisasi.