Bisnis.com, JAKARTA – Real Estate Indonesia (REI) tak mengkhawatirkan keberlanjutan investasi di Ibu Kota Negara (IKN) kendati pada tahun depan terjadi pergantian presiden.
Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bidang Hubungan Luar Negeri, Rusmin Lawin menjelaskan dari kacamata pengembang, pemerintah sudah maksimal dalam memberikan kemudahan investasi berupa insentif perpajakan bagi para investor berinvestasi di IKN.
Saat ini, kata dia, pengembang dan investor tengah menunggu ketersediaan lahan untuk membangun hunian residensial. Selain pengembang besar di Indonesia, dia juga mendorong pengembang di kelas menengah untuk ikut berinvestasi di IKN.
Dia pun merasa investor juga tak perlu khawatir dengan keberlanjutan proyek IKN kendati sebentar lagi ada pergantian kepemimpinan Kepala Negara karena regulasi yang mendasari seperti UU IKN juga sudah ada.
"Ini kan sudah mantap jaminan keberlangsungan proyek dari kebijakan yang ada mulai dari UU hingga RPJMN," terangnya kepada Bisnis dikutip, Selasa (13/9/2023).
Menurutnya, saat ini pemerintah tinggal menyelesaikan persoalan dari sisi teknis penyiapan lahan.
Baca Juga
Rusmin memaparkan sejauh ini minat investor asing untuk membangun kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur juga cukup baik.
Rusmin memaparkan telah ada lebih dari 300 Letter of Intent (LoI) dari berbagai perusahaan yang ingin mengembangkan IKN. Bahkan, Rusmin juga menyebut negara asing yang menyatakan minat untuk bekerja sama adalah China hingga Korea Selatan disebut-sebut sebagai negara asal investor yang paling banyak menunjukkan ketertarikan.
Hal ini sejalan dengan Pemerintah yang serius dan ingin menghadirkan kota dengan konsep yang unik.
"Kami optimis dengan LoI yang masuk. Kemarin kan ada 2 tantangan, yaitu skema investasinya belum selesai, karena kemarin tunggu PP atau Permen yang belum keluar," papar Rusmin.
Rusmin juga mengatakan, pembangunan IKN, khususnya proyek hunian seperti rumah hingga apartemen bakal dibangun setelah infrastruktur utama di wilayah tersebut memadai.Mulai dari jalan, fasilitas umum lainnya, hingga gedung-gedung perkantoran.
"Terus yang kedua juga masalah lahan, kemarin juga sudah diberesin. Kemarin masalahnya sudah ada animo [untuk berinvestasi] tapi lahannya enggak ada," imbuhnya.