Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka opsi untuk Indonesia kembali impor beras pada 2024. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan beras di dalam negeri di tengah ancaman El Nino.
Jokowi mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan sejumlah pemimpin negara untuk mengimpor beras ke Indonesia. Selanjutnya, menurut Presiden proses negosiasi dilakukan oleh Bulog untuk memastikan terjadinya transaksi atau tidak.
“Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi, dengan RRT juga dengan Premier Li. Stok kita sudah banyak, tapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa. Tidak untuk sekarang, tapi untuk plan tahun depan juga mengantisipasi,” kata Jokowi usai meninjau ketersediaan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog Dramaga, Bogor, Senin (11/9/2023).
Menurut Jokowi, pemerintah masih perlu melakukan impor beras meski stok beras Bulog aman. Hal ini demi memastikan cadangan stok beras terpenuhi dan menekan kenaikan harga beras di pasar akibat fenomena El Nino yang terjadi hampir di semua negara.
“Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok, harus, itu harus untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan. Karena memang produksi pasti turun, karena El Nino, meskipun juga saya lihat angkanya juga tidak banyak,” ujarnya.
Jokowi menyebutkan stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini mencapai 1,6 juta ton dan bakal bertambah menjadi 2 juta ton.
Baca Juga
“Ada sudah yang di dalam gudang 1,6 juta [ton], dalam perjalanan 400.000 ton sehingga akan ada stok 2 juta [ton]. Biasanya stok kita itu hanya 1,2 juta [ton], normal. Ini kita memiliki 2 juta [ton], sehingga kita tidak usah khawatir,” kata Presiden.
Presiden Jokowi juga menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Presiden mengatakan bahwa bantuan pangan untuk masyarakat akan disalurkan mulai bulan September hingga November.
“Setiap bulan kira-kira 210.000 ton dikeluarkan oleh Bulog untuk bantuan pangan itu dan ini sudah dimulai terus September, Oktober, November. Kalau stoknya kita lihat masih, nanti diteruskan lagi sehingga masyarakat jangan sampai terdampak dari kenaikan harga beras,” ujarnya.