Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimistis harga beras bakal turun seiring digelontorkannya kembali bantuan sosial (bansos) beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Adapun bansos beras disalurkan selama tiga bulan mulai September - November 2023.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan dengan adanya bansos, harga beras ditargetkan bisa turun mendekati harga eceran tertinggi (HET). Sebagaimana diketahui, harga rata-rata beras secara nasional hari ini telah melampaui HET Rp10.900 per kilogram.
Menyitir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga beras medium mencapai Rp11.770 per kilogram.
Bulog bakal mengeluarkan cadangan beras pemerintah (CBP) sekitar 640.000 ton untuk bansos selama tiga bulan ke depan. Masing-masing KPM bakal mendapatkan bansos beras sebanyak 10 kilogram setiap bulannya.
"Kita berharap [harga beras] paling mahal Rp11.000 [per kilogram]," ujar Buwas di Gudang Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten, Senin (11/9/2023).
Buwas mengeklaim pada penyaluran bansos beras tahap I yang dilakukan pada Mei-Juli 2023 berhasil menahan kenaikan harga beras di masyarakat. Namun, begitu bansos tidak disalurkan pada Agustus 2023, kata Buwas harga beras merangkak naik lagi.
Baca Juga
"Begitu kemaren berhenti bantuan itu yang dari Pak Presiden, ada peningkatan lagi hari ini naik juga kan," kata dia.
Selain penyaluran bansos beras, operasi pasar juga masif dilakukan untuk mengintervensi harga di masyarakat. Buwas menyebut saat ini pihaknya melakukan operasi pasar langsung ke pedagang ritel di pasar maupun di retail modern untuk menyasar langsung ke konsumen.
"Ini kan nanti akan berdampak pada penurunan harga," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengakui inflasi harga beras saat ini cenderung tinggi. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi harga beras secara akumulatif sejak Januari 2023 hingga Agustus 2023 sebesar 7,99 persen.
Menurut Arief, inflasi harga beras tersebut tidak normal apabila dalam kondisi biasa tanpa adanya risiko produksi. Kendati demikian, Indonesia, kata Arief masih cukup tangguh di saat dampak El Nino menekan produksi beras hingga membuat mayoritas harga pangan di tingkat global telah terkerek.
Adapun BPS mencatat inflasi bulanan beras pada Agustus 2023 sebesar 1,42 persen merupakan tertinggi sejak maret 2023. Sebelumnya pada Februari 2023 harga beras mengalami inflasi sebesar 2,3 persen. Sementara secara tahunan inflasi beras Agustus 2023 sebesar 13,76 persen (yoy) merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015.
"Tapi hari ini seluruh pangan di dunia kondisinya sama [tinggi], dan inflasi kita salah satu yang terbaik," ucapnya.