Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan Gina Raimondo dan Pintu Komunikasi Ekonomi AS-China

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan bahwa kunjungannya di China adalah untuk membuka komunikasi.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam sidang Komite Alokasi Senat di Washington, DC, AS, Selasa (16/5/2023)./Bloomberg
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam sidang Komite Alokasi Senat di Washington, DC, AS, Selasa (16/5/2023)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Gina Raimondo mengakhiri kunjungan kenegaraan ke China pada Rabu (30/8/2023).

Raimondo menjadi pejabat pemerintah AS teranyar yang melakukan pendekatan ke China dalam upaya untuk memperkuat komunikasi, terutama di bidang ekonomi dan pertahanan, di tengah kekhawatiran bahwa gesekan antara kedua negara adidaya tersebut dapat menjadi tidak terkendali.

Dalam kunjungannya, Raimondo berbicara mengenai keinginan perusahaan-perusahaan AS untuk berbisnis di China dan harapannya untuk keterlibatan lebih lanjut dengan para pejabat China terhadap akses pasar.

Raimondo mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan adanya terobosan pada isu-isu yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan AS pada pertemuan pertamanya dengan para pejabat China. Namun, ia berharap adanya terobosan dalam beberapa bulan ke depan sebagai hasil dari kunjungannya selama empat hari ke Beijing dan Shanghai.

Raimondo mengatakan bahwa ada keinginan yang kuat di antara para pelaku bisnis AS untuk membuat hubungan ini berhasil. Meskipun beberapa tindakan pemerintah China dipandang positif, situasi di lapangan perlu disesuaikan dengan retorika tersebut.

“Jadi kita bisa langsung berbicara tentang, Anda tahu, lapangan permainan yang tidak seimbang dan lingkungan peraturan yang tidak dapat diprediksi di China,” jelasnya dalam konferensi pers secara digital pada Rabu (30/8/2023) 

Untuk itu Raimondo berharap bahwa kedua negara dapat melakukan lebih banyak komunikasi dan komunikasi tidak langsung, yang dapat mengarah pada transparansi ataupun kesalahan penilaian. 

Hal ini kemudian juga berlaku untuk hak kekayaan intelektual, di mana kedua negara sepakat untuk mengumpulkan ahli untuk membicarakan hal tersebut. Raimondo mengaku tidak menerima penolakan apapun dari China. 

Kemudian, hal yang sama juga untuk pertukaran informasi mengenai penegakkan kontrol ekspor. Ia mengatakan bahwa AS tidak akan berkompromi.

“Ini adalah kesempatan untuk berbagi informasi dan meningkatkan transparansi. Dan saya tidak menerima penolakan atas semua itu,” jelasnya. 

Dalam kunjungannya, Raimondo juga mengangkat isu-isu seperti subsidi, tekanan terhadap perusahaan-perusahaan AS, dan pencurian kekayaan intelektual.

Ia mengatakan bahwa bisnis membutuhkan lingkungan regulasi yang dapat diprediksi. AS tidak ingin kembali ke masa-masa kedua negara saling berdialog, namun menutup komunikasi. 

“Kami menciptakan saluran komunikasi baru yang akan memungkinkan kami untuk mengangkat dan secara ideal menyelesaikan masalah yang melemahkan pekerja dan bisnis kami,” jelasnya. 

Pernyataan Raimondo ini diungkapkan setelah dirinya mengakui banyak perusahaan AS mengeluh kepadanya bahwa China menjadi negara yang tidak menarik untuk berinvestasi menyusul tindakan-tindakan seperti denda, penggerebekan, dan tindakan-tindakan lain yang membuatnya berisiko untuk berbisnis.

"Untuk bisnis AS, dalam banyak kasus, kesabaran sudah mulai menipis dan inilah saatnya untuk bertindak,” ungkapnya.

Mengutip pernyataan Perdana Menteri Li Qiang dalam pertemuannya dengan Raimondo pada hari Selasa, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan inti dari hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS adalah hubungan yang saling menguntungkan.

"Mempolitisasi dan mengamankan isu-isu ekonomi dan perdagangan tidak hanya berdampak serius pada hubungan dan rasa saling percaya di antara kedua negara, tetapi juga merugikan kepentingan bisnis dan rakyat mereka," ungkap Wenbin seperti dikutip Reuters, Kamis (31/8/2023).

Perusahaan-perusahaan telah menjadi pusat perebutan kekuasaan antara kedua negara selama beberapa tahun. China telah mengkritik upaya AS untuk memblokir akses China ke semikonduktor canggih melalui kontrol ekspor.

Raimondo mengatakan dialog kontrol ekspor adalah untuk mengurangi kesalahpahaman.

"Kami dapat mengklarifikasi pada pertemuan pertama bahwa kami tidak menargetkan China. Kami menargetkan tindakan dan perilaku yang merusak keamanan nasional AS," ungkapnya.

Dia menegaskan kembali bahwa AS tidak bersedia untuk bernegosiasi atau mengubah kontrol ekspor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper