Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan investasi empat sumur eksplorasi di Laut Andaman yang akan dikerjakan Harbour Energy bersama dengan Mubadala Energy mencapai US$360 juta, setara dengan Rp5,5 triliun (asumsi kurs Rp15.290 per dolar AS).
Rencanannya perluasan sumur eksplorasi yang ditajak itu bakal menyasar prospek layaran di Blok South Andaman, yang dioperasikan Mubadala Energy.
Selanjutnya, pengeboran eksplorasi berikutnya pada prospek Halwa dan Gayo di Blok Andaman II. Adapun pengeboran ke-4 akan dilakukan kembali di South Andaman selepas hasil pengeboran Layaran ditentukan.
“Kalau terjadi temuan [discovery] dan dilanjutkan dengan sumur delineasi, diharapkan PoD masing-masing lapangan sudah dapat dibahas dan disetujui di 2026/2027, onstream di2029/2030,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah SKK Migas Benny Lubiantara kepada Bisnis, Minggu (27/8/2023).
Benny menuturkan ambisi perluasan sumur eksplorasi itu tengah dikejar untuk mengonfirmasi potensi sumber daya atau recoverable reserves P50 gas yang ditaksir mencapai sekitar 4 triliun kaki kubik atau trilliun cubic feet (TCF) hingga 5 TCF di laut dalam tersebut.
Momentum eksplorasi itu mendapat gaungnya setelah tajak sumur pertama di Timpan-1, Blok Andaman II, tahun lalu sukses mengalirkan tambahah sumber daya kontigen (2C) 80 mmboe dan potensi gas (multi-TCF play) yang signifikan.
Baca Juga
Sementara itu, Benny mengatakan, rencana PoD dari dua blok itu masih bersifat dinamis mengikuti hasil eksplorasi dari beberapa sumur yang akan ditajak Oktober 2023 hingga tahun depan.
“Tentu saja ini masih estimasi kasar, dalam realitasnya nanti tentunya sangat dinamis. Intinya ketika data dari kegiatan eksplorasi ini sudah memadai untuk jadi PoD, semua proses akan kita akselerasi,” kata dia.
Harbour Energy lewat anak usahannya di konsesi Andaman, Premier Oil memegang hak partisipasi atau participating interest (PI) 40 persen untuk wilayah kerja (WK) Andaman II. Premier Oil menjadi operator pada blok tersebut, di mana bp dan Mubadala Energy mengempit saham minoritas.
Sementara itu, Premier Oil memegang hak partisipasi minoritas 20 persen pada blok South Andaman, yang saat ini dioperatori Mubadala Energy dengan hak partisipasi 80 persen.
“Kami melihat kemajuan dari kesempatan investasi strategis di luar UK seperti di Indonesia,” kata Chief Executive Officer Harbour Energy, Linda Z Cook lewat keterbukaan informasi dikutip Minggu (27/8/2023).