Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Windfall Komoditas Berakhir, Surplus Neraca Dagang RI Susut US$7,88 Miliar

BPS mencatat surplus neraca dagang Indonesia menyusut US$7,88 miliar sepanjang Januari-Juli 2023.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Capaian surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2023 (Januari-Juli) mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy). 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan secara kumulatif, pada periode Januari hingga Juli 2023, mencapai US$21,24 miliar.

Capaian surplus tersebut turun US$7,88 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (yoy) yang tercatat sebesar US$29,12 miliar.

“Secara kumulatif, hingga Juli 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$21,24 atau lebih rendah US$7,88 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (15/8/2023).

Pada Juli 2023, surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar US$1,31 miliar, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$3,45 miliar.

Namun demikian, surplus pada Juli 2023 tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan surplus pada Mei 2023 yang sempat turun menjadi US$440 juta.

Amalia mengatakan, penurunan surplus sepanjang 2023 terutama disebabkan oleh berakhirnya windfall harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.

Komoditas batu bara misalnya, pada Juli 2023 tercatat mengalami penurunan harga sebesar 65,03 persen secara tahunan, meski dibandingkan Juni 2023 naik tipis 0,87 persen.

“Era windfall ini ternyata telah berlalu. Harga komoditas ekspor unggulan, seperti batu bara mengalami tren penurunan sepanjang 2023 bila dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Amalia.

Penurunan harga tersebut memicu turunnya nilai ekspor komoditas batu bara yang pada Juli 2023 tercatat anjlok 46,12 persen secara tahunan. Ekspor ini juga menyebabkan ekspor bahan bakar mineral (HS 27) turun 6,93 persen pada Juli 2023.

Selain itu, penurunan nilai ekspor yang dalam juga terjadi pada komoditas minyak kelapa sawit, sebesar 19,25 persen secara tahunan pada Juli 2023. Harga komoditas minyak kelapa sawit tersebut mengalami penurunan penurunan sebesar 16,86 persen secara tahunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper