Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Masalah Proyek LRT & Kereta Cepat, Biaya Bengkak hingga Polemik Salah Desain

Penyelesaian megaproyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung diwarnai oleh berbagai persoalan, dari biaya bengkak hingga polemik salah desain
Rangkaian kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) melintasi jembatan lengkung di kawasan Jl. Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Rangkaian kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) melintasi jembatan lengkung di kawasan Jl. Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Sederet Masalah Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

Kereta Cepat Jakarta Bandung

1. Biaya Bengkak

Dalam catatan Bisnis pada 2 November 2022, proyek kereta cepat kembali menghadapi masalah lain, yakni pembengkakan biaya (cost overrun). Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, biaya proyek Kereta Cepat bertambah US$1,449 miliar atau setara dengan Rp21 triliun. 

Dengan demikian, total nilai proyek patungan Indonesia dan China itu bengkak hingga US$7,5 miliar atau setara Rp117 triliun.  

Besaran biaya bengkak atau cost overrun proyek kereta cepat itu merupakan temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelumnya, nilai awal proyek yakni US$6,071 miliar. 

"Sekarang kami berada di angka US$1,449 miliar [US$1,5 miliar] sehingga total project cost menjadi US$7,5 miliar," kata Tiko kala itu. 

Pada akhirnya, Indonesia dan China menyepakati besaran pembengkakan biaya tersebut senilai US$1,2 juta dolar atau sekitar Rp18,2 triliun. Kesepakatan tersebut berhasil dicapai pada pertengahan Februari 2023 lalu setelah melalui proses negosiasi yang cukup panjang.

2. Kecelakaan Kerja 

Berdasarkan catatan Bisnis pada 18 Desember 2023, sebanyak dua orang WNA China pekerja kontraktor Sinohydro tewas akibat kecelakaan kereta teknis pada jalur Kereta Cepat. Selain itu, empat orang pekerja asal China juga mengalami luka-luka hingga dirawat di rumah sakit. 

Akibatnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menginstruksikan agar pekerjaan proyek di jalur lokasi kecelakaan dihentikan sementara waktu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diminta untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan selama proyek dihentikan. 

"Kegiatan yang diberhentikan sementara merupakan kegiatan yang berlangsung pada ruas jalur terdampak, sementara kegiatan pembangunan di lokasi lain akan tetap dilanjutkan sesuai dengan rencana," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kala itu.

3. Pencurian Baut dan Kabel

Kemudian Kereta Cepat juga menghadapi masalah pencurian baut dan kabel tembaga proyek ini. Pada 7 Juni 2023, Kepolisian menangkap 6 orang yang diduga menjadi pencurian komponen-komponen kereta cepat di wilayah Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat.

Keenam pelaku pencurian tersebut, di antaranya berinisial KM (27) warga Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, Karawang yang merupakan petugas keamanan proyek. Kemudian pelaku lainnya berinisial SF (23), DW (46), EN (38), MW (46) dan AA (38). 

Para pelaku ditangkap pada Kamis (1/6/2023) setelah berkomplot melakukan pencurian baut dan kabel tembaga proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di sekitar Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Karawang.

4. Insiden Layangan

Dalam catatan Bisnis pada 25 Juli 2023, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melaporkan adanya beberapa insiden saat uji coba operasional Kereta Cepat relasi Jakarta-Bandung. 

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan terdapat benda asing tergantung pada jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) atau Overhead Catenary System (OCS). Terutama di area antara Stasiun Padalarang hingga Stasiun Tegalluar, karena banyak masyarakat yang bermain layang-layang di dekat jalur kereta api cepat.  

"Akibatnya, terdapat sejumlah kejadian layang-layang terjebak pada LAA yang mengganggu proses pengujian," kata Eva.

Eva menuturkan aktivitas tersebut sangat berbahaya. Masyarakat diimbau untuk turut serta bekerja sama mewujudkan keselamatan dan keamanan perjalanan Kereta Cepat baik pada masa uji coba maupun saat mulai beroperasi melayani penumpang. 

5. Akses ke Stasiun Belum Ada

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut, salah satu hal yang dinilai menjadi rintangan dalam penyelesaian proyek kereta cepat adalah perencanaan yang kurang baik. Tiko menuturkan akses jalan tol dan jalan besar di sejumlah stasiun seperti Karawang dan Halim saat ini belum tersedia. 

"Ini saya sebal juga sama anak-anak KAI jadi akses stasiun belum dipikirkan. Jadi [Stasiun] Halim, Karawang enggak ada jalan akses ke tol sama ke jalan besar, baru kita dorong sekarang," ujarnya dalam acara InJourney Talks secara daring, Selasa (1/8/2023).

Dia melanjutkan, proses pembangunan akses yang menghubungkan stasiun kereta cepat dan jalan tol dan utama hingga saat ini masih terus dibangun. Meski demikian, pembangunan akses tersebut terbilang lamban.

Dia mengatakan, pembangunan akses jalan di Stasiun Karawang dan Stasiun Padalarang akan rampung pada akhir tahun ini. Tiko bahkan menyebut, jika Stasiun Karawang dibuka untuk operasi saat ini, stasiun tersebut tidak akan memiliki jalan di depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper