Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat The Fed Nilai Penurunan Inflasi AS Jadi Sinyal Soft Landing Ekonomi

Pejabat The Fed menilai inflasi yang mendingin di AS menjadi indikasi ekonomi negara Paman Sam mengalami soft landing.
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Pejabat bank sentral AS, The Fed meyakini inflasi yang melandai di negara itu sebagai penanda ekonomi Paman Sam dapat soft landing setelah lonjakan tinggi akibat stimulus pandemi.  

Presiden The Fed untuk Richmond, Thomas Barkin mengatakan pelonggaran inflasi yang lebih besar dari perkiraan pada Juni 2023 menjadi indikasi ekonomi AS dapat mengalami soft landing.

Barkin dalam pidatonya di Blacksburg, Virginia pada Kamis (3/8/2023) mengatakan penurunan inflasi mendekati normal dalam waktu singkat dan ekonomi terhindar dari trauma tambahan menjadi sebuah pertanda yang baik.

“Angka inflasi bulan lalu adalah capaian yang bagus dan saya harap ini adalah sebuah pertanda. Yang pasti, tujuan the Fed bukanlah untuk menyebabkan resesi [dengan menaikkan bunga acuan dengan cepat]; tujuannya adalah untuk mengurangi inflasi, sejalan dengan mandat kami." ungkap Barkin dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/8/2023).

Dalam pidatonya, Barkin tidak secara khusus membahas mengenai perlunya kenaikan suku bunga. Sebagaimana diketahui, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan bertemu kembali pada bulan September 2023 dan terbuka peluang kenaikan bunga acuan sekali lagi.

Dalam pertemuan tersebut, nantinya para pembuat kebijakan akan mendapatkan informasi tambahan mengenai inflasi dan ketenagakerjaan, sebelum kemudian mengambil keputusan.

Berdasarkan pengukur yang menjadi acuan The Fed, inflasi atau indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS naik sebanyak 3 persen secara year-on-year (yoy) pada Juni 2023. Kenaikan ini merupakan kenaikan terkecil dalam lebih dari 2 tahun. 

Lalu, harga-harga inti yang tidak termasuk makanan dan energi, yang  dianggap sebagai sinyal yang lebih dapat diandalkan untuk mendasari inflasi, naik sebanyak 4,1 persen.

Pada pertemuan 25-26 Juli 2023, The Fed juga menaikkan suku bunga seperempat poin presentase, membawa suku bunga ke kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen, yakni level tertinggi dalam 22 tahun.

Barkin kemudian mengatakan bahwa perlambatan ekonomi lebih lanjut terjadi karena sejumlah program dukungan fiskal era pandemi berakhir, dan karena dampak kenaikan suku bunga dengan adanya jeda. 

Ia juga mengulangi pandangannya bahwa para pembuat kebijakan akan bertekad untuk menurunkan inflasi. Ia juga menunjukkan bahwa para ekonom telah salah memprediksi resesi sejak akhir tahun lalu. 

Selain itu, ia juga berpendapat bahwa selain industri perumahan, perbankan dan real estat komersial mengalami ‘resesi mini’. Namun sebagian besar ekonomi telah tangguh.

Berbicara kepada Kamar Dagang Montgomery County, Barkin mengatakan bahwa bisnis-bisnis melihat permintaan yang sehat dan belanja konsumen yang tetap solid. 

"Konsumen terus berbelanja, didanai oleh kelebihan tabungan yang diperoleh selama pandemi, peningkatan ekuitas dan kekayaan perumahan, dan pasar kerja yang kuat," jelasnya. Ia juga mengatakan bahwa penurunan harga bensin tahun ini membebaskan kapasitas belanja tambahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper