Pemerintah mendapatkan bantuan pinjaman luar negeri dari ADB sebesar US$70 juta atau sekitar Rp900 miliar untuk membenahi ketiga pelabuhan tersebut, melalui program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR). Program ini telah dilaksanakan sejak 2019 hingga 2023.
Pada Oktober 2021, telah dilakukan penandatanganan kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 3: Works for Reconstruction of Pantoloan Port antara Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Amarta Karya - Setia Mulia Abadi, KSO selaku penyedia jasa konstruksi untuk paket pekerjaan. Penandatanganan kontrak ini, menjadi awal proses pekerjaan fisik Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Teluk Palu, yaitu Terminal Pantoloan.
Adapun Pekerjaan Rekonstruksi Terminal Pantoloan mencakup pekerjaan rehabilitasi fasilitas laut, termasuk didalamnya melanjutkan extension upperstructure dermaga, serta pekerjaan fasilitas sisi darat seperti area kantor dan pelayanan umum. Untuk proses pembangunan fasilitas Pelabuhan Pantoloan direncanakan akan berlangsung selama 10 bulan.
Kemudian pada 12 Februari 2022, dilakukan Penandatanganan Kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 1: Works for Reconstruction of Donggala Port antara Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Penandatanganan kontrak ini merupakan salah satu agenda pemenuhan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi ini yang menjadi awal proses pekerjaan konstruksi Terminal Donggala. Proses pembangunan fasilitas Pelabuhan Donggala direncanakan akan berlangsung selama 16 bulan.
Sementara itu, Pelabuhan Wani difokuskan untuk pelayanan Terminal Multipurpose (Agrikultur, Pelayanan Angkutan Ternak, dan Kapal Negara). Pembangunan dimulai pada Maret 2022 dan berlangsung selama 12 bulan.
Baca Juga
Adapun pembangunan yang dilakukan meliputi: pekerjaan dermaga, trestle, causeway, reklamasi, dan pembangunan sisi darat seperti, area parkir, drainase, dan fasilitas penunjang lainnya.