Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memastikan Singapura kembali menempati peringkat pertama sebagai negara dengan nilai investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) terbesar di Indonesia pada kuartal I/2025.
Menurutnya, pencapaian ini memperpanjang tren dominasi investasi Negeri Singa yang telah berlangsung selama satu dekade terakhir dengan nilai investasi dari Singapura mencapai sekitar US$4,6 miliar.
“Ini sudah selama 10 tahun terakhir Singapura menjadi investor terbesar Indonesia. Adapun di dalam kuartal pertama ini, 5 negara besarnya memang adalah Singapura kurang lebih US$4,6 miliar,” ujarnya di Kantor Presiden, Rabu (23/4/2025)
Lebih lanjut, dia melanjutkan di posisi kedua dan ketiga berturut-turut adalah Hongkong dan China, masing-masing sebesar US$2,2 miliar dan US$1,8 miliar. Sementara itu, Malaysia dan Jepang berada di urutan keempat dan kelima dengan nilai investasi masing-masing sekitar US$1 miliar.
Dari sisi geografis, kata Rosan, DKI Jakarta menjadi wilayah yang paling banyak menyerap investasi, yakni mencapai Rp69,8 triliun atau sekitar 15 persen dari total realisasi investasi.
Selanjutnya, Jawa Barat menyusul di posisi kedua dengan nilai Rp 68,5 triliun (14,7 persen), disusul Jawa Timur Rp 36 triliun (7,8 persen), Sulawesi Tengah Rp 32,7 triliun (7 persen), dan Banten Rp 31 triliun (6,7 persen).
Baca Juga
Adapun, lima sektor usaha utama yang menjadi tujuan investasi pada periode ini adalah industri logam dasar dan barang logam non-mesin (14,5 persen), transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi (14,3 persen), pertambangan (10,4 persen), jasa lainnya (8,8 persen), serta kawasan industri dan perkantoran (8,1 persen).
Rosan menambahkan bahwa capaian tersebut menunjukkan resiliensi Indonesia di tengah tekanan geopolitik dan geokonomi global.
“Jadi ini saya hanya ingin menggambarkan investasi yang sedang berjalan dan kita melihat di tengah sensi geopolitik yang meningkat, geokonomi yang meningkat, tetapi alhamdulillah kita masih bisa mencapai target investasi,” pungkas Rosan.